Alex Noerdin Siapkan Film Kolosal Sriwijaya

Selasa, 24 April 2012 – 12:35 WIB
JAKARTA - Film Pengejar Angin yang mengambil setting keindahan alam Sumatera Selatan (Sumsel) kembali mendapatkan penghargaan dari insan perfilman di Tanah Air. Setelah meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia (FFI) 2011 lalu, kali ini film yang digarap oleh Pemprov Sumsel bekerja sama dengan Putaar Production ini meraih nominasi terbanyak pada Festival Film Bandung pada 12 Mei mendatang.

Sutradara Pengejar Angin, Hanung Bramantyo menjelaskan, kesuksesan film yang dibesutnya tersebut berkat dukungan penuh dari seluruh masyarakat Sumsel. "Apresiasi dan penghargaan juga kami berikan kepada bapak Gubernur Sumsel H Alex Noerdin. Jarang ada pejabat atau pimpinan yang memiliki kepedulian untuk membuat sebuah produk kebudayaan," ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut Hanung, respon masyarakat terhadap film Pengejar Angin sangatlah tinggi. "Memang untuk di kelas Cinema 21 belum sesuai harapan kami, tapi yang cukup mengagetkan adalah antusias masyarakat di bioskop-bioskop rakyat dan justru di luar Sumsel," ujarnya.

Film yang juga dibuat untuk menyambut pelaksanaan SEA Games XXVI lalu ini dinilai berhasil mematahkan anggapan bahwa film yang menggunakan bahasa daerah tidak bisa bersaing. "Kami memutarnya di Blora, Temanggung, dan Brebes, berbarengan dengan film Tendangan Dari Langit. Pengejar Angin mendapatkan respon yang lebih baik. Padahal selama ini ada kekhawatiram film yang tidak menggunakan bahasa Indonesia atau Jakarta tidak mungkin laku," urainya.

Dalam waktu dekat pihaknya juga sudah mendapatkan permintaan dari daerah lain seperti Bangka dan Kepulauan Riau (Kepri) agar film Pengejar Angin juga dapat diputar secara massal. Kesuksesan film itu juga membuat dirinya tertantang untuk kembali membuat film daerah yang berlatar belakang kebudayaan Sumsel.

"Semua orang tahu bahwa Sumsel merupakan pusat salah satu kerajaan besar di Indonesia, yakni Sriwijaya. Sekarang kami masih mengadakan riset dan penelitian, tapi bentuknya nanti film kolosal dan kembali melibatkan masyarakat Sumsel," bebernya.

Jika saat pembuatan film Pengejar Angin pihaknya masih menggunakan separuh tenaga profesional dari Jakarta, maka di film kedua porsi untuk seniman daerah Sumsel akan lebih diperbanyak. "Dalam waktu dekat kami akan berkumpul dengan seniman Sumsel untuk membahas persiapan film ini. Kami juga akan melibatkan sanggar-sanggar serta teater di Sumsel," pungkasnya.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin menyambut baik keberhasilan film Pengejar Angin dan menyatakan dukungannya untuk kemajuan film nasional. "Saya berharap film Indonesia mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Tentunya film yang ditampilkan haruslah berkualitas," jelas Alex.
 
Calon Gubernur DKI dari Partai Golkar ini sengaja meminta Hanung Bramantyo untuk membuat sebuah film yang menonjolkan kebudayaan Sumsel dan berisi kearifan lokal. "Piala Citra yang sudah diraih semoga menjadi pemacu bagi kami untuk terus menghasilkan karya seni yang berkualitas. Banyak yang bertanya dimana lokasi film tersebut, karena memang sangat indah, namun memang belum pernah terekspos secara maksimal, lokasinya di Semendo Lahat yang memang jarang dikunjungi wisatawan. Saya berharap pada film-film berikutnya potensi wisata Sumsel yang lainnya juga mampu diperkenalkan," harapnya.

Mathias Muchus yang meraih penghargaan Piala Citra untuk kategori Pemeran Pembantu Pria Terbaik dalan Festival Film Indonesia 2011 mengaku masyarakat Sumsel-lah yang berhak mendapatkan gelar bergengsi tersebut. "Piala Citra ini lebih layak diterima oleh bapak Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, seorang figur pejabat yang bersih, tanpa basa-basi dan sangat peduli serta mengerti bahwa seni dan kebudayaan memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari," pujinya. (tim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alex-Nono Rekrut 3 Ribu Relawan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler