Alhamdulillah, Pilot Project Percetakan Sawah Ini Berbuah Manis

Minggu, 22 Mei 2016 – 03:10 WIB
Rombongan Kementan meninjau sawah dan lahan yang berpotensi dijadikan persawahan di Lingga. foto:hasbi/batampos/jpg

jpnn.com - LINGGA - Pilot project percetakan sawah yang dilakukan pemerintah Kabupaten Lingga di Sungai Besar, Lingga, Kepulauan Riau berbuah manis. Pemkab Lingga berhasil mendapatkan perhatian pemerintah pusat untuk menciptakan Lingga sebagai lumbung padi di Kepulauan Riau. 

Keseriusan pemerintah pusat itu terlihat dari kunjungan dan support Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan Ditjen Prasarana dan Sarana Kementrian Pertanian (Kemtan) RI, Prasetyo Nuksin saat meninjau areal pilot project tersebut, Jumat (20/5) pagi.

BACA JUGA: Minat Mahasiswa Gabung Organisasi Ekstra Kampus jadi Sorotan

Kunjungan ini juga seakan menjawab usulan Bupati Lingga, Alias Wello untuk percetakan sawah 3.000 hektare ke pusat beberapa waktu lalu. Untuk tahun 2016, Kementan akan realisasikan 350 hektare terlebih dahulu khusus di Lingga.

“Insya Allah, tahun ini akan kita realisasikan 350 hektare. Sisanya 2.650 hektare lagi menyusul di tahun 2017,” ungkap Prasetyo di Sungai Besar, Kecamatan Lingga Utara, kabupaten Lingga, seperti dikutip dari batampos (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Hutan Kayu Putih Perhutani Serap Tenaga Kerja Perdesaan

Pemerintah pusat sendiri, terang Prasetyo, juga memiliki program percetakan 1 Juta hektare sawah pada tahun 2019. Hal tersebut akan disejalankan dengan membangun 3.000 hektare sawah di Kabupaten Lingga “Bunda Tanah Melayu” sebagai penguatan pangan wilayah Kepri,” katanya.

Usaha Awe, sapaan akrab Bupati Lingga, dalam kegigihannya melakukan inovasi mencetak sawah di Lingga dengan dana pribadi juga diapresiasi Prasetyo. 

BACA JUGA: Perbaikan Jembatan Gantung Bojong Apus Rampung Pekan Depan

“Sebetulnya tiap tahun kita punya program mencetak sawah 200 ribu hektare. Khusus Lingga, kita apresiasi kegigihan dan inovasi bupati yang berani mencetak sawah dengan dana pribadi,” tambahnya.

Hal inilah yang kemudian menempatkan Lingga menjadi salah satu wilayah yang mendapat perhatian serius pemerintah pusat. Apalagi targetnya, adalah memutus ketergantungan beras Kepri terhadap negara tetangga. Usahanya ini, membuahkan hasil dengan banyaknya pihak yang kini semakin melirik kabupaten paling selatan Kepri membangun kultur pertanian baru untuk kebutuhan warga pesisir dan kepulauan.

“Sebagai anak pulau, saya paham betul bagaimana sulitnya mendapat pasokan sembako. Khususnya beras. Apalagi saat musim laut tidak bersahabat. Kita (Lingga-Kepri) sangat bergantung pasokan beras dari luar,” jelas Awe.

Secara pribadi, mantan ketua DPRD ini mengaku sangat bersemangat setelah bertemu langsung Direktur Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr Ir Sumarjo Gatot Irianto MS DAA dan semakin optimis mencetak sawah di pulau Lingga.

“Beliau telah menyemangati dan meyakinkan saya bahwa apa yang saya perjuangkan agar Lingga menjadi lumbung beras dan sentra ketahanan pangan di Kepri bukanlah hal yang mustahil. Pemerintah pusat mendukung sepenuhnya,” ungkap Awe penuh semangat.

Sementara itu, terkait kendala percetakan sawah di Lingga baik soal pupuk, bibit maupun alat pertanian yang disampaikan langsung Awe kepada Kementan, Prasetyo mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan segera mendatangkan tenaga ahli. Meneliti lebih jauh kandungan tanah dan jenis padi yang cocok untuk sawah di Lingga.

“Minggu depan kita akan turunkan ahli tanah ke Lingga untuk melakukan penelitian kandungan tanah yang cocok untuk bibit padi di Lingga. Solusi pupuk, nanti bisa dibangun penangkaran pupuk di sini,” ujarnya.

Sementara terkait alat pertanian, Kementan berjanji akan menfasilitasi pemkab Lingga untuk tiga tahun kedepan.

“Kita akan fasilitasi selama tiga tahun kedepan. Nanti setelah itu baru berjalan mandiri,” ujarnya.

Mengenai soal perluasan lahan sawah, selama bukan lahan hutan ataupun hutan konversi Ditjen Kementan akan mensupport. Secara gamblang ia mengatakan, pihaknya tidak mau berurusan dengan lahan yang ada sangkut pautnya dengan kementrian kehutanan. Artinya selama lahan bukan hutan, Ditjen serius mendukung sekaligus memfasilitasi percetakan sawah di Lingga.

“Asal ada potensi kita dukung. Kita selama lima tahun mencetak satu juta hektar sawah. Kalau ini kita kasih. Kita minta yang 350 ha ini segera diselesaikan,” ujarnya. (mhb/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Resmi jadi Laki-laki, Anang Ikut Salat Jumat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler