Ali Kabiay: OPM Sudah Punah, KKB Mulai Terdesak

Jumat, 02 April 2021 – 07:09 WIB
Ratusan warga Kimbeli dan kampung-kampung sekitar Kota Tembagapura berjalan kaki dari kampung mereka menuju Tembagapura karena takut KKB, Minggu (8/3/2020). Foto: Antara News Papua/HO/Humas Polri

jpnn.com, JAYAPURA - Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat ini sudah punah dan yang kerap melakukan tindak kekerasan adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pegunungan.

Hal itu dikatakan tokoh pemuda Papua Ali Kabiay. Dia menyebut KKB sudah mulai terdesak.

BACA JUGA: KKB Klaim Tembak Mati 5 Anggota TNI, Mayjen Ignatius Bereaksi Begini, Tegas

"Pergerakan KKB yang lebih dominan melakukan kekerasan karena sudah terdesak. Pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi Papua saat ini selalu merujuk pada kata kunci OPM dan KKB," kata tokoh pemuda Papua Ali Kabiay dalam keterangan diterima ANTARA, Sabtu (2/4).

Ali Kabiay menilai, jika melihat kembali ke belakang pergerakan Papua Merdeka di tahun-tahun sebelumnya, yang paling eksis melawan kedaulatan NKRI adalah OPM atau Organisasi Papua Merdeka.

BACA JUGA: Irjen Dhakiri Tegas, Tidak Takut, Pantang Mundur Menghadapi KKB

Dikatakan, OPM telah sedari dulu menjangkiti pemikiran warga-warga di sepanjang pantai/pesisir Papua dan OPM dulu lahir dari gerakan spiritual bawah tanah air kekerasan.

"Jadi ceritanya bermula dari 1963. Aser Demotekay yang merupakan mantan Kepala Distrik Demta, Kabupaten Jayapura, kemudian muncul juga gerakan pro-kemerdekaan Papua di Manokwari pada 1964, tokohnya adalah Terianus Aronggear. Organisasi Terianus dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dan nama OPM semakin dikenal tahun 1965 lewat pemberontakan bersenjata kelompok Permenas Ferry Awom di Manokwari," ungkapnya.

BACA JUGA: PNS Selingkuh Terkena 3 Jenis Sanksi Sekaligus

Seiring berjalannya waktu, pada pergolakan OPM pada waktu itu, orang Papua pantailah yang selalu aktif dalam melakukan perlawanan terhadap negara dengan aksi-aksinya.

Namun dengan sentuhan humanis oleh pemerintah dan berjalannya waktu, kesejahteraan orang Papua pantai mulai menjadi perhatian pemerintah.

Ali menyebut fakta saat ini telah banyak anak-anak Papua pantai yang diberikan kesempatan oleh negara untuk bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), juga diberikan jabatan-jabatan fungsional.

Juga anak-anak pantai mengabdi kepada NKRI dengan menjadi anggota TNI-Polri, juga kesempatan berkiprah di berbagai bidang olah raga.

Pemerintah juga memberikan kesempatan seluas-luasnya para pemuda Papua belajar, mendapatkan beasiswa. Hal ini membuat banyak para pemuda Papua yang sukses di berbagai bidang, baik pemerintahan pusat maupun di daerah.

"Bahkan anak-anak Papua juga sukses di luar negeri memberikan kebanggaan negara sehingga mereka merasa puas atas perhatian dari Pemerintah. Belum lagi banyaknya infrastruktur dan pembangunan di Papua mulai dapat dinikmati masyarakat Papua," ungkap Ali Kabiay.

Setelah para tetua mereka meninggal, menurut Ali Kabiay, pada titik inilah OPM sudah tidak ada alias sudah punah karena Gerakan OPM tidak dilanjutkan oleh penerus keluarga mereka

Sebagai contoh, sebut Ali Kabiay, Ketua Dewan Adat Presidium Papua saat itu Theys Hiyo Eluay yang merupakan tokoh perjuangan Papua merdeka.

Putra Theys yakni Yanto Eluay telah mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai anggota DPRD Kabupaten Jayapura dan terus melakukan terobosan bersama pemerintah untuk membangun Papua dalam bingkai NKRI.

Tokoh pemuda Papua Ali Kabiay mengakui, ketika negara sudah sangat memberikan perhatian kepada masyarakat Papua baik kesejahteraan, kesempatan belajar dan menduduki pemerintahan, yang dulu mereka menyebut dirinya OPM sekarang adalah bagian dari warga negara Indonesia.

"Dan bila ada yang masih menyebut diksi OPM-TPNPB mereka adalah bagian penyusupan politik, bukan murni dari mereka, karena sesungguhnya mereka sudah punah. Omong kosong jika ada OPM-TPNPB. Karena yang ada sekarang ini adalah Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB yang berada di area pegunungan," ujarnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler