Alihkan Ketergantungan Pupuk Bersubsidi

Minggu, 15 Juni 2008 – 11:24 WIB
Tamsil Linrung

jpnn.com - MEMBANGUN petani dan petambak yang kuat tidak cukup dengan menyediakan pupuk urea bersubsidi sajaSoalnya, carut marut distribusi masih menyisakan peluang pupuk langka dan hilang di pasaran

Dibutuhkan terobosan revolusioner mengalihkan ketergantungan pupuk bersubsidi bagi petani dan petambak ke pupuk organikSebuah pola yang tidak mustahil menurut Anggota Komisi IV DPR RI Tamsil Linrung, saat berbincang dengan reporter Jawa Pos National Network Yusuf Said di Jakarta belum lama ini;

 

Banyak daerah mengalami kelangakaan pupukDi mana letak kesalahan menurut Anda?

Ini masalah klasik yang terjadi berulang-ulang

Saya melihat penyelesaian masalah pupuk langka sebenarnya sederhana sajaKuota pupuk sesuai data statistik kebutuhan petani sebenarnya sudah rasional, bahkan lebih dari cukupSeperti Sulsel, tadinya termasuk SulbarJatah pupuk Sulsel sejak tahun lalu itu berkisar 240 ribuan ton, setelah Sulbar keluar  dan mendapat alokasi sendiri, tahun ini jatah tidak berubahTapi, terkait peruntukannya, saya memang banyak menemukan peralihan fungsi lahan-lahan pertanian menjadi lahan tambak

Mengelola lahan tambak itu membutuhkan pupuk 4 kali lipat dibanding pertanian, seperti padiNah, ini memang kendalaMisalnya saja lahan di Pangkep, lahan pertanian  yang tadinya 21 ribu helktare sekarang tinggal 16 ribu5 ribu hektare beralih menjadi lahan tambak.  Ini perlu ditertibkanSelain diawasi oleh departemen pertanian ,departemen kelautan dan perikanan juga harus menyampaikan data-data penggunaan pupuk yang paling valid dan faktualPasalnya, tambak sudah termasuk bagian perikanan dan bukan lagi masuk di sektor pertanian.

 

Selain pengalihan peruntukan, menurut Anda, bagaimana dengan distribusi atau produksi?

Banyak celah penyelewengan menurut sayaDi tingkat distribusi bisa jadi karena distributor berpeluang menimbun, senang menunggu harga mahal, dan sengaja mengkondisikan kelangkaan untuk meraup keuntungan besarAtau monopoliBisa di sektor angkutan sehingga semua tergantung keinginan mereka akan mengangkut atau tidakIni semua bisa terjadiAda juga sinyalemen pupuk dialirkan untuk industriKarena bersubsidi tentu menggiurkanPadahal, ini sama sekali tidak dibenarkanIndustri tidak boleh disubsidiUntuk  tambak,  yang boleh di subsidi  harus tambak rakyat.  Tambak yang dimiliki satu orang sudah mencapai ratusan hektar, itu tidak lagi masuk kategori tambak rakyat

 

Bagaimana mengeliminir potensi penyelewengan itu?

Itu tadi, pengawasan dilapangan harus tegas agar tertib, mekanisme juga harus dibenahi secara menyeluruhBukan institusi terkait saja, tapi juga melibatkan masyarakat sebagai pengawas langsungJika melihat ada daerah yang tidak layak menikmati subsidi, yah harus dilaporkan karena sudah tergolong penyimpanganBelum lagi jika terjadi penyimpangan lebih dahsyatMisalnya pupuk dijual ke daerah lain seperti yang terjadi di SumateraKarena harganya yang menggiurkan, banyak pupuk yang dijual ke Malaysia

 

Yang sangat dirugikan tentu petani dan petambak kitaTanggapan Anda?

Tentu sajaDengan kondisi begini, yang terpenting menurut saya, petani kita harus di dorong mencari pupuk alternatif, diantaranya pupuk organik.  Sasarannya, agar tidak semua petani menggantukan diri terhadap pupuk urea bersubsidi ituJika petani mengandalkan hasil pertanian saja, dimana satu atau dua kali dalam satu tahun tanpa sumber penghasilan lain, tentu repotContohnya Jeneponto, setelah musim panen setelah tiga bulan,  sembilan bulan para petani memilih jadi tukang becak di Makassar.   

 

Apakah petani dan petambak kita sanggup sementara mereka dipenuhi dengan segala keterbatasan?

Harus sanggupAda sejumlah proyek percontohan yang sudah berjalan bagusContohnya di Deli SerdangAda komunitas transmigran sekitar 200 orgMereka berusaha pupuk organik yang sanggup meningkatkan pendapatan masyarakat disitu5 tahun lalu, belum ada yang memiliki kendaraan roda dua sekalipun, tapi sekarang sudah banyak yang punya mobil.  Mereka menjual Rp6 ribu perkilo dan bisa menghasilkan sudah jutaan dalam setiap bulanKualitasnya juga bagusBuktinya di tempat lain hasil satu hektar hanya enam ton, mereka bisa menghasilkan sembilan tonItukan sudah cuikup bagusBahkan saya dengar ada yang lebih besar dan lebih dari 10 ton perhektar

 

Darimana petani Sulsel harus memulainya?

Sekarang ini departemen pertanian membentuk sistem integrasi padi dan ternak (SIPT)Petani tidak hanya menggantukan pendapatannya dari peranian dan tanaman pangan saja, tetapi juga dengan peternakanKarena diintegrasikan, peternakan dapat diolah menjadi pupuk dari hasil kotoran ternakPetani tidak tergantung sepenuhnya pada pupuk bersubsidiKalau pun ada, volume nya kecilPemda seharusnya aktif memfasilitasi kelompok tani studi banding ke daerah-daerah yang pertaniannya maju dengan menggunakan pupuk organikUntuk memulai di Sulsel, memang dibutuhkan kelompok tani (KT) yang kuatKT ini harus didrong untuk menjemput pembiayaan–pembiayaan yang saat ini aktif disosialisasikanPembiayaan dari pemerintah sudah begitu banyak

 

Terkait keterbatasan modal?

Asal petani dan kelompoknya bisa memanfaatkan, sekarang sudah tersedia banyak bentuk program bantuanDi pertanian ada program LM3 (Lembaga Mandiri yang Melekat di Masyarakat)Pembiayaan ini diutamakan kepada kelompok yang mengakar di masyarakat seperti pesantrenAda juga LUEP (Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan), ada PUA (Pengembangan Usaha Agrobisnis Pedesaan), ada PEMP (Penguatan Ekonomi Masyarakat Pesisir), ada  KUR (Kredit Usaha Rakyat)Khusus KUR ini, tidak ada agunanPinjam Rp5 juta cukup tunjukkan bukti punya usahaMau ternak sapi atau bebek, terserahIni yang mestinya disosialisasikan

 

Keterbatasan skill biasa menyebabkan petani kesulitan membangun hubungan dengan lembaga ekonomi khususnya perbankanSementara program bantuan itu dominan melalui bankBagaimana menurut Anda?

Tapi kan ada juga yang tidak harus berhubungan dengan lembaga keuanganDepartemen Pertanian misalnya, membentuk lembaga keuangan mikro sendiri di daerah seperti PrimataniBelum lagi jika kemitaraan yang melibatkan orang-orang berduit digalangTapi, hal ini memang membutuhkan kreatifitas dan kejelian pemerintah
Okelah, memang akses ke lembaga-pembaga keuangan masih lemahTapi yang salah bukan masyarakat sepenuhnyaHarus ada pendampinganMasyarakat perlu pendamping dibarengi sikap bank jangan kaku.  KUR misalnya, tidak perlu agunanTapi kadang bank tetap nakal minta agunan dengan alasan safety karena harus melaporkan penggunaan dana tersebut

 

Lebih jauh soal pupuk organik, bagaimana konsep sebenarnya?

Idealnya, di tiap kabupaten ada proyek percontohan, bisa di tingkat kecamatan atau desaMembangun industri pupuk organik tidak butuh biaya besar kokSaya pernah mengusulkan daripada mengalokasikan dana belasan triliun untuk subsidi pupuk urea, mari secara bertahap, mengambil Rp3 triliun untuk membuat seribu industri pupuk organik di  seluruh IndonesiaDengan asumsi satu industri dialokasikan Rp300 jutaDalam waktu enam tahun, seluruh kecamatan Indonesia ada industri pupuk organiknya.  Memang ada pertanyaaan, tidak cukup mengandalkan mesin sajakarena membutuhkan bahan bakuNah, memang diperlukan ada ternak juga agar tersedia bahan bakuBahan baku lainnya itukan bisa dari  batang padi, dan tumbuh-tumbuhan

 

 

Langkah ini tentu memerlukan SDM handalSolusinya?

Ini bukan kendala sebenarnyaBagi saya, sangat aneh jika ada sarjana di pedesaan yang menganggurApalagi jika mereka adalah sarjana pertanian, peternakan atau perikananMestinya, dengan kemampuannya, sarjana itu mampu mengajak masyarakat membangun pengembangan kemandirian dengan mengandalkan pembiayaan yang sudah tersedia sebagaimana yang saya sebutkan tadi.  Mereka semua itu seharusnya menjadi SDM siap terjun ke lapanganSaat ini,  departemen pertanian mengupayakan setiap desa memiliki satu tenaga pendamping sarjana-sarjana pertanian yang akan bertindak selaku penyuluh pertanianSudah jadi undang-undangnyaNanti, saya belum pasti sampai kapan, akan dipenuhi target 72 ribu sarjana pertanian atau bukan sarjana tapi punya kapabilitas di bidang pertanian, di tiap desaMereka akan digaji Rp1,4 juta perbulanIni sudah berjalan sejak tahun laluSyukur banyak peminatnyaSisa bagaimana tenaga-tenaga itu harus sanggup menunjukkan dimana dia ditempatkan, terlihat ada hasilnya

 

Sulsel mencanangkan surplus beras 2 juta ton tahun iniMenurut Anda, merunut pada kondisi yang ada, apakah target ini cukup rasional?

Saya kira motivasi beragam perlu diberikan kepada petaniBagaimana pemerintah menjamin hasil pertanian mereka akan dihargai pantasSaat ini, pemerintah sangat aktif memelihara kondusifitas petani.  Misalnya, memberikan benih unggul dan bagusBelum lagi,  ditambah perhatian dan respon presiden yang sangat besarSaya dengar  dalam kunjungannya ke Bontang awal pekan ini, presiden akan meminta perhatian holding pupuk untuk memberi perhatian lebih terhadap ketersediaan pupuk. 
Saya berkeyakinan,  tidak sulit untuk meningkatkan produktifitas kitaBuktinya, kita mengimpor jagung tahun lalu  800 ribu ton, dengan kebijakan pemberian benih unggul dan jaminan harga bagus, tahun ini sebaliknya kita ekspor 800ribu tonIni artinya, potensi itu  belum digarap maksimal

 

Bagaimana dengan subsidi-subsidi lainnya untuk masyarakat tidak mampu?

Secara nasional, angkanya sangat besarProgram pembagian subsidi kalangan tidak mampu totalnya Rp82 trilun, dibagikan dalam berbagai bentukBayangkan jika uang ini dibagikan cash kepada 19,1 juta rakyat miskinPerorang bisa mendapat Rp5juta rupiah.  ini sebenarnya bisa saja dibagikan jika tidak melalui tenderTapi tidak sesederhana itu masalahnyaBagaimana dana Rp5juta perkeluarga itu bisa betul–betul diolah menjadi dana produktif yang bisa menggiring masyarakat keluar dari jalur kemiskinan, juga masih tanda tanya. 

 

Apa yang perlu dibenahi agar jumlah subsidi yang demikian besar maksimal sampai ke tangan masyarakat tidak mampu?

Saya perlu menegaskan, satu hal yang kurang menarik dari pembagian subsidi pemerintah adalah tingginya biaya administrasiMisalnya,  untuk raskin harus punya kartu khusus,  Askeskin punya kartu sendiriUntuk kartu saja, sudah berapa biayanyaAndai diintegrasikan, cukup dengan KTP saja yang menunjukkkan dia keluarga miskin untuk mendapatkan bantuan-bantuan itu
Masalah lain bahwa kita memiliki data statistik yang sangat lemah.  Padahal, andai semua aparat desa dilatih membuat data statistik faktual yang bisa diperbaharui setiap bulan, akan sangat mudah mengontrol pembagian.  

 

Terakhir, Andai tidak menjadi anggota DPR, apa yang paling ingin Anda lakukan?

Andai tidak sibuk di DPR, saya ingin menyibukkan diri dalam upaya penanggulangan kemiskinanSaya merencakan akan membentuk lembaga mitra pemerintah seperti NGO untuk penaggulangan kemiskinan dan pengangguranSaya melihat  sebenarnya banyak sekali yang bisa kita lakukan secara terukur melakukan penanggulangan kemiskinan(ucu@jpnn.org)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler