jpnn.com, INGGRIS - Pemain ganda putra Indonesia Hendra Setiawan bercerita tentang pengalamannya harus pulang berjalan kaki dari tempat turnamen menuju hotel, saat dinyatakan harus mundur dari All England 2021 Rabu (17/3) malam waktu Birmingham, Inggris.
"Kemarin habis main, tau-tau kita langsung disuruh pulang, dan harus jalan kaki ke hotel, jadi ya kaget," ujar Hendra dalam unggahan video di akun You Tube-nya, Kamis.
BACA JUGA: Tim Bulu tangkis Indonesia Dipaksa Mundur, Kemenpora Harus Berani
Hendra/Ahsan menang melawan pasangan Inggris.
Beberapa wakil Indonesia lainnya juga sudah sempat bertanding di putaran pertama All England 2021.
BACA JUGA: Anthony Ginting dkk Dipaksa Mundur, Pemerintah Perlu Lakukan ini
Yakni, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Jonatan Christie, dan berhasil melaju ke babak 16 besar.
Seluruh anggota tim bulu tangkis Indonesia, baik atlet, pelatih maupun ofisial, terpaksa mundur karena protokol kesehatan COVID-19 sehingga tidak dapat melanjutkan pertandingan.
BACA JUGA: Muncul Tagar #bwfmustberesponsilble Bela Anthony Ginting dkk
Tim bulu tangkis Indonesia bertolak menuju Birmingham pada Jumat 12 Maret pukul 21.40 WIB dengan menggunakan pesawat Turkish Airlines bernomor penebangan TK57 dan mendarat keesokan harinya Sabtu siang waktu setempat.
Menurut Manajer Tim Indonesia Ricky Soebagdja, saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham Sabtu 13 Maret, terdapat salah satu penumpang yang positif terpapar COVID-19.
"Jadi kita enggak boleh main karena di pesawat ada yang positif, jadi dianggap close contact. Tapi, itu kan harusnya sudah hari Sabtu, ini kan hari Rabu," kata Hendra.
"Di Jakarta kan kita udah vaksin dua kali kan, terus naik pesawat juga udah swab PCR enggak apa-apa, negatif, terus sampai sini diswab lagi, negatif, jadi harusnya sih enggak apa-apa ya," dia melanjutkan.
Sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang yang positif COVID-19, maka seluruh anggota tim diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari.
Hendra menyayangkan Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF) tidak memberikan informasi perihal aturan tersebut.
"Yang jadi masalah kan harusnya BWF kasih tahu kalau ada peraturan gini ya mungkin seminggu atau 10 hari sebelumnya harus sampai sini, nah itu kita enggak tahu gitu lho," ujar dia.
Terlebih, menurut Hendra, tidak semua atlet mendapatkan email dari program layanan kesehatan Inggris National Health Service (NHS), yang bertugas melakukan pelacakan kontak atau tracing COVID-19.
Hendra mengatakan Ahsan dan tiga orang lainnya tidak mendapatkan email tracing, yang berarti bahwa empat orang tersebut aman.
"Padahal kan kita satu pesawat semua dan duduk bareng-bareng juga. Itu agak enggak jelas gitu lho," kata Hendra.
Hendra juga mengatakan tidak boleh melakukan tes ulang COVID-19 karena telah dianggap kontak erat dengan penderita COVID-19, sehingga harus isolasi 10 hari.
"Padahal kemarin ada yang positif tapi bisa dites ulang, dan itu pun tesnya ambil sendiri, ngetes sendiri," lanjut Hendra.
Satu hari menjelang pelaksanaan All England 2021, sempat muncul kasus COVID-19 yang menyebabkan laga pembuka turnamen harus tertunda. Beberapa atlet dan pelatih dari India, Thailand, dan Denmark kedapatan positif COVID-19.
BWF saat itu langsung melakukan tes ulang kepada para atlet dan pelatih tersebut. Tim yang hasil tesnya dinyatakan negatif pun diizinkan tampil.
"Misalkan enggak boleh main pun, ya paling enggak boleh pulang gitu lho."
"Ngapain di sini, terutama buat kita berdua (Ahsan) buang-buang waktu, buang-buang uang juga, kita kan biaya sendiri juga, belum sampai jakarta isolasi lagi," ujar Hendra.
Hendra juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah mendukung.
"Kita tunggu saja keputusannya, semoga bisa memuaskan kita semua, oke? Tetap Semangat!" (Antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang