Amankah Sang Buah Hati Minum ASI dari Ibu yang Terpapar Covid-19?

Jumat, 24 September 2021 – 12:28 WIB
Ilustrasi - Ibu dan balita.Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya saat ini sedang merawat pekerja migran Indonesia (PMI) yang pulang dari Malaysia, dalam kondisi hamil.

Selama proses karantina, wanita tersebut melahirkan anaknya yang kedua.

BACA JUGA: Lagi Naik Daun, Sikap Amanda Manopo Dikomentari Petinggi TV Ini

Bayi tersebut tentunya membutuhkan nutrisi yang didapat dari meminum ASI sang ibu.

Lalu berbahayakah jika sang bayi meminum ASI jika ibunya positif Covid-19?

BACA JUGA: ASI pada Ibu Terpapar Covid-19 Ternyata Mengandung Antibodi Lebih Tinggi

Dokter umum RSLI Surabaya dr Andrew Jonathan menjelaskan bayi harus tetap mendapatkan ASI dari ibunya meski positif Covid-19.

Justru, air susu dari ibu itu bisa memberikan kekebalan terhadap virus corona.

BACA JUGA: Cie, Sahrul Gunawan Lagi Gencar Dekati Ayu Ting Ting?

"ASI dari ibu membentuk antibodi immunoglobulin M, A, dan G (IgM, IgA, dan IgG) yang terbentuk pada hari ketujuh dan ke-14 setelah terinfeksi Covid-19," jelas Andrew, Jumat (24/9).

IgG yang diperkirakan muncul saat hari ke-14, diklaim bisa memberikan imunitas jangka panjang bagi bayi.

Namun, pada ibu hamil ini merupakan antibodi yang dapat melewati plasenta dan memberikan imunitas terhadap bayi.

"Kalau IgA didapatkan dari ASI ibu penderita Covid-19," ujar dia.

Andrew mengatakan ASI sangat penting untuk nutrisi dan imunitas sang bayi. Hal itu juga berkaitan dengan hubungan emosional antara keduanya.

Terkait kondisi medis bayi saat ini dalam keadaan sehat.

Meski ibunya positif sang anak hasil swab PCR negatif Covid-19.

"Selama perawatan kami menyarankan ibu memberikan ASI dengan tetap menjaga prokes Covid-19. Cuci tangan sebelum memegang bayi dan mengenakan masker saat menyusui," kata dia.

Apabila ibu tidak sengaja bersin mengarah ke bagian payudara, Andrew menyarankan segera membersihkannya dengan membilasnya menggunakan air dan sabun selama 20 detik.

Namun, ketika dirasa risiko penularan lebih besar dari manfaat memberi ASI secara langsung, ibu bisa memberikannya dengan cara lain yaitu memompanya baru diberikan.

"Saat memberikan kepada bayi semua peralatan harus tetap steril," seru Andrew. (mcr12/jpnn)


Redaktur : Yessy
Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler