Amartha & IFC Berkolaborasi Salurkan Modal untuk Perempuan Pengusaha Ultra Mikro

Senin, 25 September 2023 – 19:06 WIB
PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), prosperity platform yang berfokus pada penyediaan akses keuangan inklusif bagi UMKM akar rumput berkolaborasi dengan IFC. Foto: dok Amartha

jpnn.com, JAKARTA - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), prosperity platform yang berfokus pada penyediaan akses keuangan inklusif bagi UMKM akar rumput menyatakan telah berkolaborasi bersama International Finance Corporation (IFC), yaitu institusi keuangan anggota World Bank Group.

Amartha dan IFC ke depan akan menyalurkan modal kerja hingga Rp 3 triliun yang disalurkan sebagai permodalan produktif bagi perempuan pengusaha ultra mikro di Indonesia.

BACA JUGA: Amartha Gandeng Nobu Bank, Salurkan Modal Usaha Ultra Mikro

Founder and CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan pihaknya menyambut baik kolaborasi strategis dengan IFC. Kolaborasi ini sejalan dengan bisnis model yang dilakukan oleh Amartha dalam mengurangi ketimpangan akses keuangan digital bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro di pedesaan.

Pendanaan dari IFC tidak hanya membantu Amartha untuk memperluas basis investor berskala internasional saja, tetapi juga memperluas layanan keuangan digital ke berbagai wilayah pelosok di Indonesia.
"Amartha meyakini kolaborasi ini akan menciptakan dampak yang berkelanjutan," ungkap Andi Taufan dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/9).

BACA JUGA: HUT ke-24, PNM Gaungkan Semangat Berdayakan Ultra MIkro

Menurut Andi Taufan, dengan meningkatkan akses terhadap pembiayaan bagi UMKM di Indonesia, IFC dan Amartha akan mendukung dunia usaha yang secara kolektif.

Efeknya, kata dia, akan membukaan lapakangan pekerjaan puluhan juta orang dan memberikan kontribusi penting bagi perekonomian Indonesia.

"Kerja sama ini juga berpotensi memperdalam pasar modal Indonesia yang dapat memacu investasi serupa di masa mendatang," katanya.

Pihaknya mencatat lebih dari 20 ribu UMKM menerima penyaluran modal dari Amartha setiap harinya.

Oleh karena itu, Amartha juga fokus berkontribusi terhadap pemerataan pembangunan ekonomi di luar pulau Jawa, dengan lebih dari 70 persen permodalan disalurkan ke luar Pulau Jawa. Hal ini sejalan dengan tujuan Pemerintah Indonesia untuk mencapai inklusi keuangan digital yang merata di seluruh pelosok Negeri.

"Kami mengembangkan teknologi adaptif dan membangun infrastruktur keuangan digital bagi segmen akar rumput. Karena, infrastruktur digital merupakan kunci untuk mendorong inklusi keuangan digital yang berpotensi menumbuhkan ekonomi Indonesia," katanya.

Pemerintah Republik Indonesia juga melihat ekonomi dan keuangan digital di Indonesia berpotensi besar untuk menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi baru.

Pangsa pasar ekonomi digital di Indonesia sekitar 40 persen dari total transaksi ekonomi digital ASEAN. Pemerintah optimis Indonesia dapat berperan sebagai pemain utama keuangan digital di ASEAN. 

Model bisnis Amartha sangat sesuai dengan tujuan Pemerintah dalam mencapai inklusi keuangan digital.

“Dengan dukungan dari investor berskala internasional seperti IFC, kami optimistis investasi ini dapat memperluas jangkauan layanan keuangan digital Amartha, untuk mendorong ekonomi akar rumput di Indonesia”, lanjut Taufan.

Secara kumulatif, Amartha telah menyalurkan modal sebesar lebih dari Rp 12 triliun kepada lebih dari 1,7 juta UMKM di Indonesia.

Amartha menerapkan prinsip ethical lending dalam operasional bisnisnya, memastikan bahwa setiap layanan kepada mitra UMKM dilakukan dengan etika yang baik dan transparan.

"Berbekal prinsip keberlanjutan, Amartha optimis dapat melibatkan berbagai stakeholders dalam membangun ekonomi keuangan digital bagi segmen akar rumput di Indonesia," pungkas Andi Taufan.

Regional Vice President dari IFC untuk Asia dan Pasifik Riccardo Puliti menyampaikan rasa bangga menjadi bagian dari inisiatif yang tidak hanya menyediakan struktur inovatif dan solusi pembiayaan berkelanjutan bagi kelompok underserved di sektor perekonomian, tetapi juga memperdalam pasar modal Indonesia.

Menurutnya, kesenjangan akses permodalan yang dihadapi oleh perempuan pengusaha ultra mikro di Indonesia – yang sangat penting bagi perekonomian secara keseluruhan makin melebar karena adanya COVID-19.

"Hal itu menyebabkan perempuan harus menanggung beban rumah tangga dan tekanan pengasuhan anak yang makin besar selama pandemi. Kerja sama ini merupakan kemenangan bagi perempuan dan kemenangan bagi perekonomian," ungkap Riccardo.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler