Ambil Langkah Antisipatif, NasDem Tak Ingin Politik Identitas Merjalela

Selasa, 22 November 2022 – 21:21 WIB
NasDem selenggarakan konferensi internasional antarpartai politik soal politik identitas untuk menyongsong Pemilu 2024 di NasDem Tower, Selasa (22/11) Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Partai Nasional Demokrat (NasDem) bersama Social Democracy (SocDem) Asia mengadakan konferensi antarpartai politik dari berbagai negara di dunia yang tergabung dalam SocDem Asia dan Progressive Alliance.

Konferensi antarpetinggi partai politik dari 23 negara di dunia tersebut berlangsung di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (22/11).

BACA JUGA: Demi Pilpres Berkualitas, NasDem Ogah Anies Baswedan Dicap dengan Politik Identitas

Sekjen NasDem Johnny G Plate menjelaskan tema yang diangkat dalam konferensi SocDem kali ini, yakni ‘Politik Identitas: Memanfaatkan Kekuatan dalam Keanekaragaman dan Persatuan’.

Johnny mengatakan tema itu diambil untuk melihat cara berpolitik yang baik di tengah masyarakat multikultural, tetapi tetap menjaga kualitas demokrasi.

BACA JUGA: Ada Spanduk NII Garut Dukung Anies Baswedan, NasDem Tak Ambil Pusing

"Khususnya untuk NasDem sendiri dalam rangka menghadapi pemilihan umum serentak pada 2024," kata Johnny.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu menjelaskan konferensi tersebut juga bertujuan untuk mengambil masukan dan sudut pandang partai politik dari negara lain dalam persiapan Pemilu 2024.

"Kami harapkan konferensi ini akan memberikan pikiran-pikiran, terkait dengan sosial demokrat. Bagaimana ikut mengambil bagian dalam meningkatkan kualitas demokrasi, menghasilkan pemimpin yang tepat melalui pemilu yang legitimate," lanjutnya.

Di kesempatan yang sama, saat awak media menanyakan soal bakal calon presiden NasDem Anies Baswedan yang selalu dikaitkan dengan politik identitas, dia meminta publik tidak meneruskan hal tersebut.

Menurutnya, tidak ada konotasi negatif terhadap Anies yang sudah menjadi bacapres dari NasDem.

"Siapa bilang konotasi negatif? Tidak ada konotasi itu. Jangan selalu diasosiasikan satu atau dua tokoh di Indonesia," jelasnya.

Dia juga mengatakan bahwa setiap tokoh politik pasti memiliki pendukung pro dan kontra dan hal itu wajar mengingat Indonesia adalah negara demokrasi.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler