Ambisi Mengamendemen Konstitusi Pernah Berujung Kudeta

Senin, 06 September 2021 – 23:07 WIB
Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena. ANTARA/Rosa Panggabean/Koz/nz/pri

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena mengingatkan para pendukung wacana amendemen UUD 1945.

Dia menceritakan sejarah di mana amendemen konstitusi pernah berujung pada kudeta.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Menyampaikan Kabar Baik, Jangan Euforia ya

Peristiwa itu terjadi di Negara Guinea.

Menurutnya, peristiwa itu penting menjadi contoh terkait ambisi mengamendemen konsitusi, dengan tujuan melanggengkan kekuasaan.

BACA JUGA: Minim Infrastruktur di Pulau Terluar itu Nyata

Menurut Idris, amendemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 diperlukan sebuah prasyarat dengan suasana kebangsaan yang kondusif.

Dia kemudian menyebut wacana amendemen sudah pernah muncul di 2014, namun menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.

BACA JUGA: Menteri Ramah Senyum ini Didoakan Jadi Presiden Pada Pilpres 2024

"Situasinya kurang lebih sama persis dengan apa yang terjadi saat ini," ujar Idris dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (6/9)

Idris menegaskan tantangan yang dihadapi dalam menyikapi wacana tersebut adalah menyatukan perbedaan pandangan di tengah masyarakat.

Baik dari partai politik, lembaga negara lain serta kelompok masyarakat itu sendiri.

Idris juga menilai sikap PDI Perjuangan melalui Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyatakan perpanjangan masa jabatan presiden tak sesuai amanat konstitusi adalah pandangan yang tepat.

"Kalau PDIP saja tidak sependapat, bagaimana kita bisa meyakinkan partai lain dan masyarakat," ucap Idris menegaskan.

Idris khawatir perbedaan nantinya tidak terkendali dan lebih parahnya malah menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.

Menurut dia, tidak ada jaminan amendemen akan berhasil dengan mulus.

"Memang kita tidak mengenal istilah amendemen terbatas," katanya.

Sebagai mantan ketua tim kampanye daerah Jokowi-Maruf Amin, dia tidak ingin reputasi Presiden Jokowi tercoreng akibat ulah dari segelintir orang yang punya ambisi pribadi dengan mengorbankan nama baik Jokowi.

"Presiden Jokowi begitu hebat, dari wali kota naik menjadi gubernur dan akhirnya terpilih menjadi presiden dua periode, lalu hancur hanya karena bisikan dan ambisi segelintir orang," ucapnya.

Idris menilai kepemimpinan dua periode Presiden Jokowi sudah baik dan hasil kerjanya terlihat dan dirasakan langsung oleh rakyat.

Seperti pembangunan infrastruktur yang mendatangkan inter-koneksi antardaerah, penanganan COVID 19 yang sukses dan menuai pujian dari negara tetangga.

Selain itu, Jokowi juga telah berhasil memperlihatkan kepada rakyat bahwa sikap berdemokrasi yang dewasa dengan merangkul dan bersatu membangun bangsa.(Antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler