Ambisi Nuklir Australia dan Bersatunya Musuh-Musuh China

Sabtu, 18 September 2021 – 00:59 WIB
Perdana Menteri ke-30 Australia Scott Morrison. Foto: Reuters

jpnn.com, CANBERRA - Australia menempatkan dirinya dalam jaringan aliansi global baru yang berpusat di Indo-Pasifik, yang bertujuan melawan kekuatan militer dan pengaruh ekonomi China yang meningkat.

Aliansi pertahanan antara Canberra dan Washington yang terjalin selama 70 tahun telah mengikat Australia untuk ikut merespons serangan terhadap pasukan Amerika Serikat di Pasifik, menurut para analis.

BACA JUGA: Australia Bangun Armada Kapal Selam Nuklir, Sikap Indonesia Tegas

Kemitraan pertahanan baru yang disebut AUKUS, bersama dengan AS dan Inggris untuk berbagi teknologi kapal selam bertenaga nuklir sangat penting tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan pencegahan Australia, tetapi juga memfokuskan Inggris di kawasan itu, kata Perdana Menteri Scott Morrison pada Jumat.

Morrison akan berkunjung ke Washington untuk menghadiri pertemuan tatap muka pertama para pemimpin Kuartet, yang beranggotakan India, Jepang, Australia, dan AS.

BACA JUGA: Armada Kapal Selam Nuklir Australia Untuk Antisipasi Konflik dengan Tiongkok, Apakah Negara Barat Siap?

Ruang lingkup pembicaraan, yang mencakup kebebasan navigasi, teknologi kritis, dan pemulihan COVID-19, telah berkembang pesat sejak dihidupkan kembali.

Kelompok Kuartet dibekukan satu dekade lalu oleh Canberra karena keberatan China, mitra dagang terbesarnya, terhadap latihan angkatan laut kelompok itu.

BACA JUGA: Australia Tak Lagi Membatasi Jam Kerja Mahasiswa Asing di Sektor Rawan COVID-19. Apakah Ini Bentuk Eksploitasi?

Namun, pada 2021 Australia telah menjadi studi kasus bagi negara lain tentang potensi pemaksaan ekonomi China. Menteri keuangan negara itu baru-baru ini menyarankan kalangan pengekspor untuk tidak mengembangkan bisnisnya ke China karena tindakan Beijing yang menargetkan ekonomi Australia.

Dalam wawancara radio pada Jumat, PM Morrison mengatakan bahwa bertentangan dengan keberatan China, pengelompokan keamanan baru Australia ditujukan untuk menjaga stabilitas di kawasan itu.

"Kami hanya ingin memastikan bahwa di seluruh kawasan dapat terjadi pergerakan barang dan jasa dengan bebas, serta lalu lintas laut dan udara, dan supremasi hukum berlaku," ujar dia.

Apa yang terjadi di Indo-Pasifik menjadi perhatian seluruh dunia, kata Morrison.

"Bukan hanya Amerika Serikat. Inggris menjadi mitra yang lebih signifikan dengan Australia dalam pertahanan, tetapi juga memiliki fokus mereka di bagian dunia ini."

Australia dan AS sepakat untuk meningkatkan jumlah pasukan AS yang beroperasi melalui Australia, serta dukungan pesawat dan logistik untuk kapal angkatan laut dan kapal selam AS.

Direktur Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan di United States Studies Centre, Ashley Townshend, mengatakan AS memanfaatkan geografi strategis Australia, dan merotasi kapal selam AS melalui Western Australia secara lebih teratur karena pemeliharaan akan memungkinkan mereka memperluas operasi di wilayah tersebut.

Mantan perdana menteri Australia Kevin Rudd mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa pemerintah perlu mengklarifikasi apakah AS mengharapkan kapal selam bertenaga nuklir Australia akan dikerahkan untuk mendukung konflik apa pun atas Taiwan atau Laut China Selatan.

Namun, AS menyatakan pada Jumat tidak ada persyaratan timbal balik.

"Sudah ada harapan bahwa Australia akan bergabung dengan Amerika Serikat dan lainnya --- terutama Jepang--- dalam mencoba menghalangi atau menghadapi kekuatan militer masa depan dari China atas Taiwan, Laut China Selatan, Laut China Timur," kata Medcalf. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler