Amerika Bakal Umumkan Solusi Konflik Timur Tengah Pekan Depan

Jumat, 24 Januari 2020 – 23:10 WIB
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence saat berkunjung ke Korsel. Foto: AFP

jpnn.com, YERUSALEM - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengumumkan bahwa Gedung Putih akan merilis rencana untuk perdamaian di Timur Tengah pekan depan

Dalam pernyataan bersama dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Pence mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump memintanya mengundang Netanyahu dan pemimpin oposisi Benny Gantz datang ke Washington untuk menyaksikan pengumuman tersebut.

BACA JUGA: Indonesia Kecam Israel Sebagai Penghambat Perdamaian Timur Tengah

"Netanyahu dan Gantz menerima undangan tersebut," kata Pence di Yerusalem, Kamis (23/1). Pernyataan itu disampaikan sebelum Pence dan Netanyahu menggelar pertemuan di Kedutaan Besar AS di Yerusalem.

Pengumuman tentang rencana perdamaian yang telah lama dinanti itu disampaikan ketika Netanyahu dan Gantz berjanji untuk menganeksasi Tepi Barat yang diduduki Israel jika mereka memenangkan pemilihan umum Israel yang diadakan pada 2 Maret mendatang.

BACA JUGA: Bamsoet Ajak Pemerintah AS Jaga Keamanan Dunia, Termasuk di Timur Tengah

Langkah ini dinilai sangat kontroversial di kalangan masyarakat internasional dan berpotensi memicu protes dari Palestina. Trump telah beberapa kali menunda pemublikasian "Perjanjian Abad Ini" untuk perdamaian antara Israel dan Palestina.

Bagian ekonomi dari rencana perdamaian Trump telah diungkap dalam konferensi yang dipimpin AS di Bahrain pada Juni 2019. Konvensi itu kemudian diboikot oleh Palestina.

BACA JUGA: Situasi Memanas, Menlu Pakistan Sambangi Dua Pentolan Timur Tengah

Presiden Palestina Mahmoud Abbas memutus hubungan dengan pemerintahan Trump pada 2017 setelah AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Putaran terakhir dialog perdamaian antara Israel dan Palestina gagal pada 2014 lalu di tengah perluasan permukiman Israel di Tepi Barat.

Israel merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967 silam dan sejak saat itu mengendalikan atau memblokade wilayah-wilayah tersebut meski mendapat kecaman internasional.

Palestina berharap dapat mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. (Xinhua/ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler