jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR Arteria Dahlan mengatakan, secara geografis, Palangka Raya memang ideal menjadi ibu kota pemerintahan.
“Karena letaknya berada di tengah wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” kata Arteria saat dihubungi JPNN.com, Jumat (7/4).
BACA JUGA: Sstt...Pemindahan Ibu Kota ke Palangka Raya Dimulai Lho
Dia menambahkan, Palangka Raya juga termasuk aman dari bencana karena terletak di Kalimantan yang merupakan pegunungan tua.
Hal itu akan membuat pembangunan berjalan lebih mudah.
BACA JUGA: 500 Ribu Hektare untuk Lokasi Pemindahan Ibu Kota
“Tidak ada gunung api,” imbuh politikus PDI Perjuangan itu.
Pemindahan ibu kota ke Palangka Raya juga akan membuat pembangunan di perbatasan makin cepat.
BACA JUGA: Wow! Proses Pemindahan Ibu Kota Negara Sudah Dimulai
“Jadi, kalau kita lihat konteks perbatasannya maka BNPP (Badan Nasional Pengelola Perbatasan) dibubarkan saja. Sebab, dengan sendirinya pembangunan perbatasan nanti akan nyata untuk Kalimantan,” kata Arteria.
Dia menilai, selama ini pembangunan di provinsi yang berbatasan dengan negara tetangga memang sering terkendala.
Misalnya, di Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Arteria, kalau pusat pemerintahan berada di Palangka Raya, pembangunan perbatasan pun akan cepat tuntas.
“Minimal hampir empat ribu kilometer yang menjadi urusan perbatasan bisa tuntas karena pusat negara di situ,” kata Arteria.
Dia menilai, pembangunan masih Jakarta centris. Misalnya, pembangunan LRT, MRT dan pembedahan jalan protokol seperti Jalan Jenderal Sudirman.
“Nah, ini harus dipertimbangkan ke mana arahnya pembangunan pemerintah pusat ini. Ini yang juga ini kami tanyakan,” katanya.
Dia menambahkan, wacana Presiden Joko Widodo memang cukup bagus untuk jangka panjang.
Namun, pemerintah harus melakukan kajian mendalam.
Misalnya, jarak antara pusat pemerintahan dan bisnis. Arteria mengakui, banyak negara yang memindahkan atau memisahkan pusat pemerintahan dan bisnis.
Salah satunya adalah Amerika Serikat (AS).
Negara superpower itu menjadikan Washington DC sebagai pusat pemerintahan.
Sedangkan pusat bisnis berada di New York.
Namun, jarak dari Washington ke New York jika ditempuh menggunakan pesawat terbang tidak sampai satu jam.
Sedangkan jika menggunakan kereta api tak sampai empat jam.
“Jadi, secara capaian semua aksesnya bisa cepat. Bayangkan, kalau pusat pemerintahan di Palangka Raya, pusat bisnisnya di Jakarta,” kata dia. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oalah, Pemindahan Ibu Kota RI Masih Wacana Tanpa Aksi
Redaktur & Reporter : Boy