JAKARTA - Hari libur, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Namun tidak dengan warga korban gusur tanah Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) di Jalan Gembira, Kelurahan Guntur, Jakarta Selatan.
Puluhan warga korban gusuran tanah KPK tersebut mengaku diperlakukan dengan tidak adil.
Untuk itu mereka menggelar aksi di rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, dengan membawa gerobak, serta beberapa ibu-ibu terlihat menggendong anaknya.
"Pihak KPK tidak menghiraukan nasib kami, nasib anak-anak kami. Demikian juga pihak pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak berpihak pada nasib kami. Penggusuran tempo hari sudah meluluhlantakkan masa depan anak-anak kami. Sampai saat ini kami tidak tahu harus bernaung di mana," ucap Koordinator Lembaga Pengawasan Pejabat Publik Republik Indonesia (LP3RI) Ian Oktavianus saat mengelar aksi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta, Minggu (14/4).
Sebelumnya mereka pernah meminta pada Jokowi untuk menyelesaikan masalah tersebut tapi tidak dihiraukan.
"Kami sudah meminta agar Pak Gubernur melihat dan menyelesaikan persoalan kami, namun dicuekin dan tidak digubris," akunya.
Untuk itu mereka berharap dapat segera bertemu dengan gubernur berbadan ceking itu. Karena penggusuran tersebut telah menyebabkan mereka tidak memiliki rumah dan tempat bernaung.
"Kalau sudah begini, sudah tidak ada yang memperhatikan kelanjutan nasib anak-anak kami yang akan mengikuti ujian sekolah ini," saut seorang ibu-ibu.
Bila permintaan itu tidak digubris, mereka mengancam akan menetap di kediaman Jokowi.
"Kami akan bertahan sampai bertemu Pak Jokowi, kalau tidak kami akan tinggal di rumah pak gubernur saja," pungkasnya. (chi/jpnn)
Puluhan warga korban gusuran tanah KPK tersebut mengaku diperlakukan dengan tidak adil.
Untuk itu mereka menggelar aksi di rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, dengan membawa gerobak, serta beberapa ibu-ibu terlihat menggendong anaknya.
"Pihak KPK tidak menghiraukan nasib kami, nasib anak-anak kami. Demikian juga pihak pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak berpihak pada nasib kami. Penggusuran tempo hari sudah meluluhlantakkan masa depan anak-anak kami. Sampai saat ini kami tidak tahu harus bernaung di mana," ucap Koordinator Lembaga Pengawasan Pejabat Publik Republik Indonesia (LP3RI) Ian Oktavianus saat mengelar aksi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta, Minggu (14/4).
Sebelumnya mereka pernah meminta pada Jokowi untuk menyelesaikan masalah tersebut tapi tidak dihiraukan.
"Kami sudah meminta agar Pak Gubernur melihat dan menyelesaikan persoalan kami, namun dicuekin dan tidak digubris," akunya.
Untuk itu mereka berharap dapat segera bertemu dengan gubernur berbadan ceking itu. Karena penggusuran tersebut telah menyebabkan mereka tidak memiliki rumah dan tempat bernaung.
"Kalau sudah begini, sudah tidak ada yang memperhatikan kelanjutan nasib anak-anak kami yang akan mengikuti ujian sekolah ini," saut seorang ibu-ibu.
Bila permintaan itu tidak digubris, mereka mengancam akan menetap di kediaman Jokowi.
"Kami akan bertahan sampai bertemu Pak Jokowi, kalau tidak kami akan tinggal di rumah pak gubernur saja," pungkasnya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 80 Ribu KJP Dibagikan ke Siswa
Redaktur : Tim Redaksi