Anak Anda Sering Lelah? Waspada, Bisa Jadi itu Gejala....

Jumat, 15 Juli 2016 – 06:55 WIB
Ilustrasi anak-anak. FOTO : freepik

jpnn.com - SURABAYA – Masa anak-anak adalah masanya bermain. Tak heran jika mereka seolah tak ada capeknya jika harus berlari ke sana ke mari. Namun ada sebagian anak yang mudah lelah disertai napas tersengal-sengal. Apalagi jika tubuh membiru dengan berat badan tidak sesuai usianya. Mungkin saja jantung buah hati bermasalah. 

Tidak sedikit bayi lahir dengan kelainan jantung bawaan. Kebanyakan jenis atrial septal defect (ASD) dan ventricular septal defect (VSD). "Setiap minggu rata-rata saya menangani dua operasi kelainan jantung pada anak," jelas spesialis bedah toraks kardiovaskuler RS PHC Surabaya Prof dr Paul L. Tahalele SpBTKV.

BACA JUGA: Hiii..Ini Bahaya Minuman Berenergi

ASD merupakan lubang pada dinding yang memisahkan serambi jantung. Sedangkan pada pasien VSD, sekat kedua bilik jantungnya berlubang. ASD umumnya memberikan keluhan lebih ringan daripada VSD. Bayi yang mengalami VSD biasanya akan menampakkan gejala kesulitan menyusu, gangguan pertumbuhan, napas pendek, dan mudah lelah. Dua kelainan tersebut memang memerlukan operasi pembedahan jantung terbuka untuk menutup lubang.

Menurut Paul, ada beberapa penyebab yang memengaruhi kelainan jantung bawaan pada anak. Yakni, infeksi, makanan yang mengandung banyak bahan kimia, dan gangguan pada trimester pertama. Salah satu infeksi yang bisa mengakibatkan kelainan jantung adalah rubela. Pria berdarah Ambon itu menyarankan ibu hamil agar selalu memeriksakan kandungannya secara rutin. 

BACA JUGA: Ketahui 4 Hal Ini, Yang Bisa Menaikan Berat Badan Secara Mendadak

Salah seorang pasien yang ditangani Paul adalah Fauzan Hadi. Bayi 13 bulan itu menderita dua kelanian sekaligus, ASD dan VSD. "Anak saya menjalani operasi pada usia delapan bulan," kata Bambang Winarto, ayah Fauzan.

Operasi Fauzan tergolong dini. Sebab, biasanya dokter melakukan operasi setelah usia bayi mencapai 10 bulan atau mempunyai berat badan 10 kilogram. "Anak saya harus segera dioperasi karena kata dokter, berat badannya turun. Saat operasi, berat badannya hanya lima kilogram," ujarnya.

BACA JUGA: Waspada! Ini Gejala Jantung pada Perempuan

Paul menuturkan, pada kasus Fauzan, yang paling berat adalah komplikasi pascaoperasi. Anak kelima di antara lima bersaudara itu sempat mengalami masalah pada paru-parunya. Namun, tim dokter berhasil melakukan tindakan pertolongan. "ASD dan VSD sudah kami tangani dengan baik," beber dokter yang juga berpraktik di RSUD dr Soetomo tersebut. 

Menurut spesialis kebidanan dan kandungan RSUD dr Soetomo dr Agus Sulistyono SpOG(K), pemeriksaan untuk kelainan jantung bisa dilakukan saat anak masih dalam kandungan. Pemeriksaannya memerlukan USG khusus, yakni fetal echocardiography. "Tapi, kelainan yang kecil-kecil tidak selalu tampak, membutuhkan tenaga medis yang mumpuni," jelasnya.

Jika sudah diketahui ada kelainan, memang tidak bisa dilakukan terapi. Hanya, mengetahui kelainan sejak masih di dalam kandungan akan mempermudah antisipasi pada awal kehidupan. 


Beberapa Tindakan untuk Menangani ASD dan VSD 

- Operasi jantung terbuka: Membutuhkan mesin pompa jantung dan luka yang ditimbulkan lebih besar.
- Transchateter closure (operasi tertutup).

Hybrid VSD closure atau minimal invasive VSD.

Amplatzer septal occluder (ASO): Tindakan memasang alat penyumbat yang dimasukkan melalui pembuluh darah di lipatan paha untuk penanganan ASD.

 

Diolah dari berbagai sumber (lyn/c7/nda/JPNN/pda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Posisi Bercinta Bagi yang Sudah Memiliki Anak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler