jpnn.com, JAKARTA - Menindaklanjuti pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan menjamin pendidikan bagi putra dan putri prajurit KRI Nanggala-402, pemerintah juga akan terus berkoordinasi memberikan bantuan lain yang dibutuhkan. Termasuk bantuan kesejahteraan dan psikologi keluarga korban.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa penyaluran bantuan melibatkan Kementerian Sosial (Kemensos), Asabri, dan juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) khususnya yang berhubungan dengan beasiswa.
BACA JUGA: Lagu Penghormatan Nanggala 402 Abadi di Samudra Dirilis, Simak di Sini
“Langkah yang kami ambil adalah memberikan konseling, penguatan secara psikis kepada para keluarga anak buah kapal dan bantuan-bantuan yang diperlukan terutama bantuan kehidupan sehari-hari yang dibutuhkan oleh keluarga korban,” ujarnya di Jakarta, Senin (26/4).
Ia menyebut pemerintah melalui Kemensos telah lebih intensif bekerja sama dengan Pusat Psikologi TNI Angkatan Laut dalam melakukan konseling. Sedangkan, untuk kelangsungan pendidikan anak-anak keluarga korban awak kapal KRI Nanggala-402 akan dijamin hingga jenjang strata 1 (S1) dan diupayakan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
BACA JUGA: Sido Muncul Sumbang Rp 720 Juta untuk Keluarga Prajurit KRI Nanggala 402 yang Gugur
Adapun yang ingin melanjutkan karir dari orang tuanya di TNI. "Kemarin Pak Wakasal juga sudah beri jaminan mereka akan diupayakan selama mereka memenuhi persyaratan-persyaratan,” tutur Menko PMK.
Seperti diketahui, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada Minggu (25/4) telah menyampaikan KRI Nanggala-402 dipastikan tenggelam dan seluruh awak kapal berjumlah 53 orang dinyatakan gugur.
BACA JUGA: Pak Ganjar sedang Mencari Keluarga Para Prajurit Nanggala 402 di Jawa Tengah
Menko PMK besama Mensos Tri Rismaharini pun langsung mengunjungi rumah keluarga korban awak kapal KRI Nanggala-402 yang berada di Surabaya dan sekitarnya untuk mengecek kondisi sekaligus memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad