jpnn.com - JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Golkar DPR, M Misbakhun mengungkap adanya intimidasi dan tindak kekerasan terhadap anak buahnya di Rumah Aspirasi Misbakhun di Pasuruan, Jawa Timur. Menurutnya, intimidasi itu terkait dengan langkah Rumah Aspirasi Misbakhun menyuarakan gerakan anti-narkoba di Pasuruan.
Misbakhun menuturkan, Pasuruan selama ini dikenal sebagai Kota Santri. Karenanya, tim di Rumah Aspirasi Misbakhun berinisiatif memasang spanduk dan baliho untuk mengajak warga Pasuruan agar menjauhi narkoba.
BACA JUGA: Polisi Musnahkan 5,5 Hektare Ladang Ganja, Tapi 800 Kg Dibawa
Spanduk dan baliho itu dipasang di sejumlah titik pasca-tertangkapnya anggota DPRD Pasuruan, Indra Iskandar di Surabaya karena pesta sabu-sabu bersama dua perempuan, belum lama ini. Indra yang juga politikus PKB, merupakan putra bekas wali kota Pasuruan, Hasani yang kini mencalonkan lagi di pilkada.
Menurut Misbakhun, spanduk itu murni sebagai kampanye anti-narkoba. “Spanduk ini sebagai kepedulian saya sekaligus mewakili aspirasi masyarakat masyarakat Pasuruan agar terbebas dari narkoba,” ujar Misbakhun dalam layanan pesan singkat, Senin (23/11).
BACA JUGA: Waduh.. Bandar Narkoba di Daerah Ini Terus Meningkat
Karenanya, politikus Golkar yang juga putra asli Pasuruan itu mengajak tim di rumah aspirasinya memasang spanduk anti-narkoba di 20 lokasi. “Ini ikhtiar saya untuk mengajak warga Pasuruan agar hidup sehat dengan menjauhi narkoba,” kata anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur II yang meliputi Pasuruan dan Probolinggo itu.
Untuk pemasangan spanduk dan baliho lantas diserahkan ke tim di Rumah Aspirasi Misbakhun pimpinan Haji Malik. Tim pun mulai bergerak pada Minggu (222/11) pukul 15.00.
BACA JUGA: 5 TKI Siap Dibawa ke Malaysia, Untung Pak Polisi Sigap
Namun, pada pukul 22.30, tim yang memasang spanduk di titik ke-16 di Kelurahan Petahunan, Kecamatan Gading Rejo, Pasuruan tiba-tiba didatangi 30an orang dengan sepeda motor sambil membawa pentungan dan pistol. “Mereka langsung menyerang kami,” kata Malik.
Menurut Malik, kedatangan kelompok bersenjata itu jelas mengejutkan tim yang sedang konsentrasi memasang spanduk. Malik menyebut gerombolan motor yang tiba-tiba menyerang itu merupakan kelompok preman.
Saat mendatangi lokasi pemasangan spanduk, kata Malik, kelompok preman itu langsung menebar ancaman. “Mereka mengancam kalau mau menang pilkada jangan begini caranya,” ujar Malik menirukan perkataan kelompok yang mengancamnya.
Di antara anak buah malik ada dua orang yang terluka hingga dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. “Dahinya dipukul dengan gagang pistol,” ucapnya.
Kelompok preman itu pun bergegas meninggalkan lokasi pemasangan spanduk. Selang 10 menit kemudian, aparat dari Polsek Gading Rejo, Pasuruan datang ke tempat kejadian peristiwa (TKP). “Polisi langsung melakukan penyelidikan,” ujar Malik.(ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Adhyaksa: Pramuka Paling Siap Terapkan Revolusi Mental
Redaktur : Tim Redaksi