jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, Ferry Juliantono menilai penolakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap peraturan daerah (perda) berbasis agama sebagai angan-angan yang terlalu tinggi.
Ferry mengaku tak habis pikir dengan rencana PSI. Sebagai partai politik baru, partai pimpinan Grace Natalie itu dianggap terlalu muluk-muluk dalam berpolitik.
BACA JUGA: Nih Respons Istana soal Pidato Prabowo Tentang Korupsi
"Wacana meniadakan perda (bernuansa) agama ini kan isu berat. Harus diskusi mendalam. Enggak cocok lah PSI bahas wacana ini," ujar Ferry di Jakarta, Kamis (29/11)
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini lebih lanjut mengatakan, Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Mayoritas penduduknya juga memeluk agama.
BACA JUGA: Inas Tuding Omongan Prabowo tanpa Data Akurat
"Kalau PSI tolak perda berbasis agama, ya berarti siap-siap saja berhadap-hadapan dengan masyarakat," ucapnya.
Ferry menilai, perda berbasis agama sangat bagus. Melalui perda tersebut, seorang kepala daerah bisa mencegah munculnya kegiatan maksiat. Misalnya, judi, pelacuran hingga peredaran minuman keras.
BACA JUGA: Pak Prabowo Menjelekkan Bangsa Sendiri demi Dukungan Asing?
"Kalau penyakit masyarakat seperti ini menjamur di masyarakat, emang PSI mau bertanggung jawab? Jadi, butuh perda (bernuansa) agama untuk mencegah kemaksiatan," katanya.
Ferry kemudian menyarankan PSI fokus menghadapi Pemilu 2019 saja, daripada sibuk mengampanyekan penolakan terhadap perda bernuansa agama.
"Partai baru lebih baik fokus pemenangan saja," pungkas Ferry.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lena: Kenegarawanan Prabowo Patut Dipertanyakan
Redaktur & Reporter : Ken Girsang