jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya meminta Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto menyetop kebiasaannya ngawur saat berorasi tentang kondisi Indonesia saat ini. Anak buah Surya Paloh di NasDem itu menyoroti pidato Prabowo belum lama ini di Singapura yang menyebut korupsi di Indonesia sudah seperti kanker stadium empat.
Willy mengatakan, saat Orde baru berkuasai tingkat korupsi di Indonesia tercatat sebagai yang terburuk di Asia Tenggara. Sedangkan merujuk data Transparansi Internasional, pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia terus mengalami kemajuan.
BACA JUGA: Rizieq: Haram Pilih Capres yang Diusung Partai Penista Agama
“Prabowo harus bisa membedakan sistem yang berjalan di negara otoriter seperti zaman Orde Baru dan era demokrasi sekarang. Di zaman Orde Baru, jika ada orang yang berani kritik karena korupsi maka bisa-bisa orang tersebut akan dibungkam. Berbeda dengan sekarang yang semua harus transparan," kata Willy dalam keterangan yang diterima, Sabtu (1/12).
Menurutnya, kekuasaan Orde Baru sangat tertutup dan absolut. Sedangkan di era demokrasi, katanya kekuasaan tersebar, bahkan Indonesia menjalankan otonomi daerah.
BACA JUGA: Hmm...Nama Prabowo Menggema di Monas
“Kalau Prabowo mau jujur, pemberantasan korupsi saat ini tentunya disebabkan keterbukaan dan pemisahan kekuasaan antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Apa penegak hukum zaman Orde Baru berani seperti sekarang?" jelas dia.
Willy juga menyinggung Prabowo sebagai ketua umum Partai Gerindra yang masih mengusung mantan koruptor sebagai calon anggota legistlatif (caleg). Karena itu Willy meminta Prabowo tidak berbicara ngawur.
BACA JUGA: Politikus PKS: Massa Reuni 212 Bebas Pilih Siapa Saja
"Perlu kita ingat Gerindra itu paling banyak mengajukan caleg mantan koruptor. Jadi Prabowo sebaiknya berhentilah menggunakan cara kampanye ngawur, dan berikanlah gagasan untuk pembanding," pungkas dia.(tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo ke Reuni 212, Takbir Menggema, Ini Presiden Kita
Redaktur : Tim Redaksi