jpnn.com, JAKARTA - Pihak Istana Kepresidenan menepis anggapan bahwa Presiden Joko Widodo ingin membentuk dinasti politik pascapencalonan anak dan menantunya di Pilkada Serentak 2020.
Diketahui, anak Presiden ketujuh RI tersebut, Gibran Rakabuming Raka mencalonkan diri untuk pemilihan wali kota Surakarta. Sedangkan menantu Jokowi, Bobby Nasution maju di Pilwako Medan. Keduanya sama-sama-sama mendaftar lewat PDI Perjuangan.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko membantah anggapan majunya anak dan menantu Jokowi itu sebagai upaya membangun dinasti politik. “Enggak. Kan ada pengertian tentang hak politik,” kata Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/12).
Mantan Panglima TNI ini menjelaskan bahwa semua orang memiliki hak politik untuk maju di Pilkada, kecuali ada alasan yang membuat hak politiknya itu dicabut. Misalnya karena bermasalah dengan hukum.
“Sekarang pertanyaannya kepada yang bersangkutan, hak politiknya dicabut enggak? Jawabannya kan itu.
Soal adanya anggapan mantan gubernur DKI Jakarta itu sedang membangun dinasti politik, Moeldoko menilai hal itu perlu diluruskan.
“Anggapan itu perlu diluruskan. Ini kan proses pembelajaran politik bagi masyarakat. Jadi jangan terus menjustifikasi dinasti politik,” tegasnya.
Dia juga memastikan bahwa istana tidak akan mengintervensi proses politik di kedua daerah di mana Bigran dan Bobby mencalonkan diri.
“Enggaklah, enggak boleh. Istana tidak ikut campur. Itu kan balik lagi hak politik seseorang (Gibran dan Bobby). Terserah,” tandasnya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Bobby Menantu Jokowi Maju Pilkada, Mardani Bilang Begini
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam