Anak Disangka Hina Jokowi, Mursidah Siap Tukar Nyawa

Kamis, 30 Oktober 2014 – 06:43 WIB
Anak Disangka Hina Jokowi, Mursidah Siap Tukar Nyawa. Foto: INDOPOS/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Mursidah (49), ibu Muhamad Arsyad (23) yang disangka tuduhan atas penghinaan kepada Presiden Joko Widodo bersedia dihukum untuk mengantikan anaknya pertamanya yang sudah melakukan kesalahan.

“Kalau perlu saya siap tukar nyawa anak saya dengan nyawa saya. Saya mohon bebaskan anak saya pak," kata Mursidah dengan bersujud di hadapan awak media yang meliputnya seperti yang dilansir INDOPOS (Grup JPNN.com), Kamis (30/10).

BACA JUGA: Tessy Bakal Dibui Lima Tahun

Mursidah mengungkapkan juga, Imen adalah tulang punggung keluarga. Dia bekerja sebagai buruh tusuk sate dan pengipas sate di warung sate Margani, depan Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur.

Penghasilannya, ujar Mursidah, hanya Rp 35 ribu setiap harinya. "Dari penghasilannya setiap hari, Imen membantu biaya sekolah ketiga adiknya. Dua orang adiknya masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan SMP," ujarnya.

BACA JUGA: Napi Koruptor Nongkrong Di Kemang

Saat ini, Mursidah hanya bisa pasrah dan mengharapkan belas kasih dari orang nomor satu di Indonesia ini. Terlebih pekerjaannya selama ini yang hanya pengupas bawang, membuatnya tak bisa berbuat banyak.
"Saya setiap hari nyari duit cuma kupas bawang, dibayar Rp 1.500 per kilogram. Sehari paling dapat Rp 10 ribu. Buat nambah-nambahin kadang saya juga cuci gosok pakaian punya tetangga. Paling cuma dapat Rp20 ribu per hari, tapi jarang," ungkapnya.

Sedangkan sang suami, Saprudin (50), hanya berprofesi sebagai kuli bangunan yang tak menentu waktunya. Dimana bila ada yang mengajaknya bekerja, barulah dia mendapatkan uang. "Kalau nggak ada kerjaan paling sama seperti saya, menjadi pengupas bawang," tutur Mursidah.

BACA JUGA: Mursidah: Saya akan Bersujud di Kaki Pak Jokowi

Keluarga Mursidah terbilang keluarga tidak mampu. Tempat tinggalnya yang berada di bantaran kali Cipinang terbilang sussah untuk dijangkau. Pasalnya untuk mencapai rumah itu, harus menuruni beberapa anak tangga yang  curam. Berbalut cat warna merah, rumah berukuran 3x6 meter ini hanya terbagi dalam dua ruangan dengan berisi beberapa perabotan yang sudah usang.

Ditemui INDOPOS, Ersa (40), tetangga Mursidah mengakui, sebagian perabotan rumah tangga milik keluarga Mursidah adalah pemberian dari tetangganya. Sisanya, merupakan hasil dari yang dibelinya dengan mengutang di tukang kredit keliling.

"Kalau kasur, lemari, kipas angin, rak piring, ini dikasih sama tetangga semua. Cuma kulkas dan tv yang dibeli sendiri. Itu juga nyicil," ungkap Ersa.

Untuk televisi tabung 21 inch, tambah Ersa, dibeli dengan mencicil Rp 5.000 per hari. Sedangkan kulkas satu pintu dicicil sebesar Rp 50 ribu per minggu. "Kalau nggak begitu caranya, kami semua nggak punya perabotan apa-apa," tukas dia. (nas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuddy Chrisnandi Mundur dari Pengurus DPP Hanura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler