jpnn.com - Setelah melalui berbagai tahap, akhirnya kompetisi Wismilak DSC (Diplomat Success Challenge) 2015 berakhir sudah. Adalah Irendra Radjawali yang keluar sebagai pemenang pertama dan berhak mendapatkan dana hibah sebesar Rp 500 juta untuk merealisasikan ide bisnisnya.
Lahir di Malang, anak seorang tentara ini berhasil memukau dewan juri dengan mendesain MATA atau Mesin Terbang Tanpa Awak yang sejatinya adalah drone. “Saya ingin Indonesia tidak ketinggalan dalam perkembangan teknologi dan bisa memproduksi drone sendiri,” ujarnya bersemangat.
BACA JUGA: Begini Pemerintah Vietnam Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa
Pria yang akrab disapa Radja ini menamatkan pendidikan tingginya di ITB, Fakultas Teknik Sipil tahun 2002, kemudian melanjutkan S2 Planologi di perguruan tinggi yang sama (2004). “Setelah lulus saya tidak pernah bekerja menetap di satu kantor, saya lebih banyak menjadi peneliti lepas,” jelasnya.
Radja kemudian mendapat beasiswa ke Perancis (2005) dan Berlin (2008) untuk belajar S3 mengenai Ekologi Politik. Selesai belajar, Radja mengerjakan beberapa proyek pemetaan kawasan di Kalimantan. Saat itulah Radja melihat kebutuhan untuk bisa memanfaatkan drone yang terjangkau. “Saya kemudian banyak belajar dari YouTube dan membeli bahan bahan dari e-bay,” tutur Radja.
BACA JUGA: Beginilah Reaksi Bos BP Batam
Drone buatannya maksimal bisa dipasarkan seharga 15 – 20 juta rupiah. “Sedangkan di pasaran harganya bisa mencapai Rp 350 juta,”kata dia.
Selain Radja yang berasal dari Bandung, ada 3 orang runner-up, yakni Dodick Zulaimi Sudirman (29 th) dari Tangerang yang mengembangkan game digital berbasis indie, I Gede Fredy (22 th) dari Denpasar dengan tas etnik modern bermerek Mahanata Bag, serta Cretta Cucu Abdullah (32 th) dari Yogyakarta dengan ide memproduksi microphone. Para runner-up juga mendapatkan dana hibah, masing-masing sebesar Rp 250 juta. “Berbeda dengan program kompetisi wirausaha lain, kami memberikannya dalam bentuk hibah, karena kami melihat start-up business masih didominasi mereka yang sudah siap modal. Sementara banyak yang memiliki ide bisnis bagus dan potensial namun terhambat permodalan, inilah yang ingin dijembatani oleh DSC,” ujar Surjanto, ketua program Wismilak DSC.
BACA JUGA: Pedagang Jagung dan Ayam Dadakan Marak di Jalanan
Wismilak DSC adalah sebuah program kompetisi bisnis yang diprakarsai Wismilak sejak 2010. “Ini sudah tahun ke 6 penyelenggaraan. Kami memang berkomitmen untuk mengembangkan wirausaha di Indonesia, jadi kami tahu perlunya usaha yang konsisten dan berkelanjutan,” kata Chief Board of Commissioner Wismilak yang akrab dipanggil Pak Sur. Untuk tahun ini kompetisi ini sudah dimulai dari Mei 2015 jadi berlangsung hampir sepanjang setengah tahun. Untuk mengikuti seleksi awal, peserta harus mengirimkan proposal ide bisnis. (pda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengumuman Penting!! Ini Ketentuan Baru Kemenhub Soal Refund Tiket Pesawat
Redaktur : Tim Redaksi