jpnn.com - JAKARTA - PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) menawarkan obligasi perdana sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun.
Selain untuk pembiayaan ulang (refinancing), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) milik Grup Djarum itu menerbitkan obligasi sebagai jembatan masuk pasar modal.
Masa penawaran awal (bookbuilding) dilakukan sejak kemarin sampai 11 Februari 2014. Produknya dibagi menjadi dua, yaitu seri A dengan tenor tiga tahun dan seri B tenor 5 tahun.
BACA JUGA: JK Sebut Utang Merpati Kesalahan Direksi Masa Lalu
"Kupon dibayarkan setiap tiga bulan," kata Direktur Utama Protelindo yang juga Direktur Utama TOWR Adam Gifari setelah paparan publik di Jakarta kemarin.
Obligasi perusahaan yang 32,7 persen sahamnya dipegang keluarga Hartono (bos Grup Djarum) dan 47,15 persen dimiliki PT BCA Tbk (BBCA) itu menawarkan kupon antara 10-10,75 persen untuk tenor 3 tahun. Untuk tenor 5 tahun kupon ditawarkan antara 10,25-11 persen.
Mayoritas hasil obligasi digunakan untuk melunasi lebih awal sebagian utang senilai Rp 3 triliun kepada PT BNI Tbk (BBNI) yang jatuh tempo pada 2018.
"Nanti tersisa utang Rp 2 triliun kepada BNI. Di sisi lain, kami punya likuiditas bersumber dari EBITDA dan saldo kas lebih dari Rp 3 triliun. Tanpa menambah pinjaman, dana itu bisa digunakan untuk reinvestasi bisnis menara kami sampai 12 bulan ke depan," paparnya.
Selain sebagai upaya refinancing, kata Adam, yang paling penting dari penawaran obligasi ITU adalah kehadiran perseroan di pasar modal. "Jadi obligasi ini langkah strategis untuk masuk pasar modal di Indonesia," tegasnya.
Di luar itu, Protelindo sebagai perusahaan menara terbesar pemilik 9.379 tower telekomunikasi tersebut menyiapkan berbagai strategi ekspansi menghadapi potensi pertumbuhan industri tahun ini.
BACA JUGA: Garap Pasar Asean, Sharp Kampanyekan Love.Life
"Mitra besar kami seperti Hutchison, Telkomsel, dan XL, terus ekspansi. Telkomsel, misalnya. Mereka akan tambah seribu base station per bulan sehingga di tiap titik pasti butuh tower," terusnya.
Pihaknya juga merasa diuntungkan langkah operator yang melakukan konsolidasi seperti dilakukan XL yang mengakuisisi Axis dan Fren diakuisisi Sinarmas.
"Akuisisi yang dilakukan operator itu bagus. Kita ingin punya partner operator yang kuat. Tujuan mereka melakukan akuisisi kan untuk meningkatkan ARPU (average revenue per user)," ucap Adam. (gen/oki)
BACA JUGA: Mobil Murah Datsun Meluncur Semester Dua
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanggar Lion Group Resmi Dibuka
Redaktur : Tim Redaksi