jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyarankan agar Presiden Joko Widodo menghadiri Reuni Akbar Alumni 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (2/12). Fahri meyakini presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu akan meraih keuntungan jika menghadiri Reuni Akbar 212.
"Dia pasti dapat keuntungan. Karena artinya, dia menolak asumsi bahwa acara itu untuk salah satu calon," ujar Fahri di gedung DPR, Jakarta, Jumat (30/11).
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Kalau Saya jadi Jokowi, Saya Datang
Legislator dari Nusa Tenggara Barat (NTB) itu juga meyakini panitia Reuni Akbar 212 akan memberikan waktu kepada Jokowi untuk berbicara jika datang di forum tersebut. Fahri mengharapkan Presiden Ketujuh RI itu bisa berbicara apa adanya.
"Saya tidak percaya dia tidak akan dikasih waktu bicara ya kalau dia datang. Jadi, harus bicara apa adanya. Begitu cara hadapi massa. Begitu cara hadapi bangsa, karena bangsa ini terlalu besar," katanya.
BACA JUGA: Novel Bamukmin Sebut Reuni 212 Bikin Istana Panik
Menurut Fahri, jika Jokowi menghindar maka hal itu akan menimbulkan berbagai persepsi di masyarakat. Mantan wakil sekretaris jenderal PKS itu meyakini peserta Reuni Akbar 212 tak akan jahat kepada Jokowi.
“Tidak ada cerita orang Indonesia itu jahat kepada pemimpinnya. Sudah membuktikannya berkali-kali," paparnya.
BACA JUGA: IPW Prediksi Massa Reuni 212 Cuma 20.000 Orang
Fahri juga mengatakan, tidak perlu ada aksi tandingan untuk menyaingi Reuni Akbar Alumni 212 itu. Sebab, Reuni Akbar 212 terbuka untuk siapa pun yang mau hadir. “Datang saja," katanya.
Fahri justru menduga Prabowo tidak akan hadir pada Reuni Akbar 212. Terlebih, ketua umum Gerindra itu memang bukan peserta Aksi 212 pada 2 Desember 2016.
"Pak Prabowo kelihatannya seperti tidak akan datang. Dan yang dulu-dulu juga. Yang alumnus 212 kan Pak Jokowi. Pak Prabowo kan bukan alumnus 212," katanya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketum ICMI Anggap Reuni Akbar 212 Tak Produktif Bagi Umat
Redaktur & Reporter : Boy