Analisis Pengamat Intelijen soal Penyerangan Terhadap Ulama

Rabu, 21 Februari 2018 – 08:56 WIB
Ulama se-Priangan Timur silaturahmi dengan aparat kepolisian dan TNI menyikapi maraknya aksi teror orang gila, di Ponpes An-Nur Jarnauziyah, Kota Tasikmalaya (14/2/2018). Ilustrasi Foto: Rangga Jatnika /Radar Tasikmalaya

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat intelijen dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyampaikan bahwa serangan terhadap ulama yang berulang kali terjadi di berbagai daerah dan lokasi berbeda tidak bisa disebut sekedar insiden.

”Jika terjadi satu kali saya bisa percaya itu insiden,” imbuhnya.

Namun, karena serangan terus berulang, dia memandang bahwa serangan tersebut sudah diatur. ”Menurut saya by design,” tambah dia.

Pria yang akrab dipanggil Khairul itu menyebut, pengaturan serangan tersebut dilakukan oleh jaringan fasis. ”Mereka menyebar di kelompok-kelompok politik yang bahkan berhadap-hadapan,” terang dia.

Sebab, dia yakin bukan jaringan atau kelompok teroris yang menggerakan para pelaku penyerangan.

”Bahwa mereka melibatkan kelompok-kelompok esktrem itu mungkin saja. Namun, perlu telaah lebih lanjut,” bebernya.

Berdasar analisisnya, sejumlah serangan belakangan tidak dilakukan untuk mencapai target jangka pendek.

Melainkan ada tujuan jangka panjang. Bahkan, masih kata dia, infrastrukturnya sudah disiapkan sejak pemilu 2014 tuntas. Jika diibaratkan rumput atau jerami, sambung Khairul, rumput atau jerami itu sudah kering.

”Siap dibakar sewaktu-waktu,” ungkap dia. Tujuannya tidak lain untuk menciptakan kecurigaan di antara masyarakat.

Selain itu, juga untuk membuat ketakutan yang menyebar. ”Dan pada akhirnya kegaduhan,” kata Khairul. Saat ini, problem hukum dan keamanan berkelindan dengan masalah sosial ekonomi.

Untuk itu, dia berpendapat bahwa Polri harus sangat hati-hati mengambil langkah. ”Penting bagi Polri untuk mendesain pendekatan yang lebih dialogis, lentur, dan humanis agar tidak kontra produktif bagi upaya penegakan hukum dan keamanan yang harus mereka lakukan dalam kondisi apapun,” bebernya.

Khairul mengakui, pendekatan melalui tokoh agama memang penting. Namun, tidak cukup sampai di situ saja. Perlu pelibatan yang lebih luas, berwarna, dan berkualitas.

Polri juga wajib menunjukkan aksi konkrit dengan meningkatkan security awareness publik dan meningkatkan sense of hazard pada setiap personil mereka di lapangan.

”Juga berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan lainnya untuk pengembangan dialog dan pengelolaan problem sosial ekonomi,” tutur dia.

Sementara rencananya Polri akan berkoordinasi dengan MUI terkait gejala penganiayaan tokoh agama dan pengrusakan simbol agama.

Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Komjen Suhardi Alius dijadwalkan hadir dalam koordinasi yang dijadwalkan siang ini (21/2). ”Ada rencana kesana,” ujar Kabareskrim.

Namun, dia belum bisa membeberkan terkait apa langkah strategis yang akan dijalankan ke depan. Yang pasti, Polri akan berupaya maksimal menyelesaikan persoalan tersebut.

Sementara sumber internal Polri menyebutkan bahwa Polri tentu memiliki rencana untuk membuka seterang-terangnya hasil berbagai penyelidikan kekerasan terhadap tokoh agama dan pengrusakan simbol agama. Salah satunya, dengan membeberkan bukti surat keterangan sakit jiwa dari dokter.

Bahkan, kalau perlu meminta keluarga orang sakit jiwa ini untuk menunjukkan surat bukti sakit jiwa. Sehingga, dugaan-dugaan selama ini bisa diluruskan.

”Mau tidak mau, dalam kondisi dugaan liar ini pasti ada yang diuntungkan atau malah menunggangi isu tersebut,” jelasnya.

Tujuannya bisa berbagai hal. Namun, cara untuk mencapai tujuan itu mengorbankan persatuan bangsa. Hal tersebut tentunya perlu untuk ditindaklanjuti.

”Sebenarnya sudah ada yang diamankan terkait beberapa pihak yang menunggangi isu penganiayaan tokoh agama dan pengrusakan ini,” tuturnya.

Soal tujuannya, dia menyebut bahwa saat ini beberapa orang ini sedang dalam pemeriksaan. Tentunya, akan diketahui apa dibalik fenomena melecutnya penganiayaan dan pengrusakan yang berdampak domino ini. ”Kita lihat nanti,” terangnya. (wan/syn/idr)

BACA JUGA: Al Chaidar Yakin Penyerangan Terhadap Ulama Diskenario

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuka Agama Terus Jadi Sasaran, Wiranto: Kebetulan?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler