jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ubedilah Badrun menyebut terdapat pesan kuat ketika Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menggelar safari politik menemui ketua umum partai koalisi pendukung Joko Widodo. Ubedilah menyoroti tentang pragmatisme di dalam politik dari pertemuan tersebut.
"Pertemuan-pertemuan tersebut menunjukkan bahwa politik Indonesia sangat cair, pragmatis, dan oligarkis," kata Ubedilah saat dihubungi awak media, Senin (14/10).
BACA JUGA: Berita Duka, Fairuz Ananta Mahasiswa Kedokteran Itu Meninggal Dunia di JTTS
Menurut Ubedilah, partai Indonesia tidak mengedepankan sisi ideologis ketika berpolitik. Di satu kesempatan, sebuah partai bisa berseberangan dengan pemerintah, tetapi di lain waktu sikap tersebut bisa berubah drastis demi kepentingan kelompok.
"Pragmatis maknanya politisi lebih memperhitungkan untung rugi, pertemuan yang menguntungkan akan lebih diminati daripada yang tidak menguntungkan. Dalam konteks ini terkait dengan keuntungan kursi kekuasaan," ucap dia.
BACA JUGA: Rapat Paripurna Ricuh, Dua Anggota Dewan Terpaksa Dilerai, Ternyata Ini Penyebabnya
Sebenarnya, kata Ubedilah, dunia perpolitikan Indonesia membutuhkan partai yang memiliki visi, program, sampai sikap. Dengan politik yang jelas dari visi, program, dan sikap arah Indonesia ke depan menjadi jelas dibaca publik maupun dunia internasional.
BACA JUGA: Istri Terpaksa Berbuat Terlarang di Rumahnya Lantaran Suami Tak Sanggup Lagi
BACA JUGA: Biduan Organ Tunggal Tewas Dikeroyok dan Dilempari Batu, Tragis!
"Kalau seperti saat ini, dunia internasional justru akan terheran-heran, mengernyitkan dahi bahwa inkonsistensi adalah ciri khas politisi Indonesia," timpal dia. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan