jpnn.com, JAKARTA - Musikus Anang Hermansyah menilai teknologi blockchain dapat menjadi solusi atas masalah yang dihadapi industri musik Indonesia, mulai dari plagiasi hingga royalti.
Pasalnya, dengan teknologi blockchain, karya para musisi kelak akan terdata dalam smart contract.
BACA JUGA: Memohon kepada Menteri Luhut, Inul Daratista: Saya Sebagai Rakyat Jelata
Artinya, seluruh aktivitas dan transaksi sebuah karya tercatat dengan rigid, termasuk royalti yang didapatkan musisi.
"Dengan adanya blockchain enggak (ada plagiarisme), lagu kan sudah terdata smart contract, di dalam situ pembelian, kan, sudah detail," kata Anang Hermansyah, saat dihubungi JPNN.com, Selasa (8/3).
BACA JUGA: Selain Soal PCR dan Antigen, Iwan Fals Soroti Kenaikan Harga Sembako
Vokalis Kidnap Katrina tersebut mengatakan, aliansi musisi dunia beserta stakeholder terkait, tengah mempersiapkan sistem teknologi blockchain yang rigid.
Anang menjelaskan, pendataan lagu di dunia saat ini sudah menggunakan song ID.
BACA JUGA: 10 Tahun Berkarya, Tulus Persembahkan Album Manusia
Menurutnya, semua lagu di dunia akan teregistrasi dalam satu server yang terdeteksi melalui teknologi blockchain.
"Nantinya, kita akan sepakat untuk membangun industri teknologi, tersambung di seluruh dunia dan pemakaian lagu di mana pun, ada data yang rigit," jelasnya.
Namun, Anang memberi catatan, perkembangan teknologi blockhain ini juga harus dibarengi dengan pengetahuan para musisi.
"Teman-teman seniman juga yang mempelajari ini dengan baik, dan berkontribusi bagaimana menyusun tata aturannya, ke depan," tutur Anang. (mcr31/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Romaida