Anas Berupaya Bungkam Angie

Agar Tak Nyanyi Seperti Nazar

Sabtu, 05 Mei 2012 – 05:05 WIB

JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum masih belum menyerah menghadapi dugaan keterlibatan dalam penyelidikan proyek pembangunan sport center di Hambalang Bogor. Menurut seorang petinggi KPK yang ikut menangani penyelidikan Hambalang, kini Anas berusaha melindungi Angie agar jangan sampai "bernyanyi" dalam kasus tersebut.
   
"Ada kelompok (Anas) yang melindungi Angie. Dia tidak dilepas seperti Nazaruddin. Pokoknya ada tekanan agar Angie tidak berkoar-koar seperti Nazaruddin," kata sumber terpercaya yang enggan namanya dikorankan itu. Namun, dia benar-benar yakin bahwa tak lama lagi Anas akan ditetapkan sebagai tersangka. "Bagaimanapun juga Anas adalah sasaran pimpinan KPK," imbuhnya.
   
Kasus yang dihadapi Angie memang terpisah dari penyelidikan Hambalang. Sebab, Angie adalah tersangka kasus suap wisma atlet dan proyek Kemendikbud. Meski begitu istri mendiang Adjie Massaid yang juga kader Partai Demokrat itu memiliki kedekatan dengan Anas.

Angie dan Anas sama-sama duduk di Komisi X DPR. Setelah terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pertengahan 2010, Anas meninggalkan komisi yang membawahi olah raga dan pendidikan itu. Tapi sebelum meninggalkan komisi X, Anas berupaya mengumpulkan modal agar bisa menang di pertarungan pemilihan Ketum.

Salah satu mainan Anas adalah proyek Hambalang. Dia membantu PT Adhi Karya dan Wijaya Karya dengan konpensasi uang sekitar Rp 50 miliar. Anas berperan mendesak Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk segera menerbitkan sertifikat Hambalang yang sejak beberapa tahun bermasalah. Dia juga dituding membantu memenangkan dua perusahaan konstruksi pelat merah itu menjadi pemenang proyek.

"Kami sekarang memang sedang mencari bukti aliran dana dari perusahaan itu ke Anas," katanya dengan nada tegas. Tak menutup kemungkinan informasi yang dibutuhkan KPK bisa berasal dari Angie.

Pasalnya, Angie merupakan sekretaris pemenangan Anas menjadi Ketua Umum PD di Bandung. Nah, uang puluhan miliar yang digunakan untuk "membeli" suara di kongres salah satu sumbernya dari Hambalang. "Besar kemungkinan Angie tahu sumber uang tersebut," kata dia.

Dalam persidangan perkara wisma atlet, Muhammad Nazaruddin menyebut dirinya, Angie dan Adjie Massaid tergabung sebagai tim sukses Anas. Tak hanya itu, Nazaruddin menyebut Angie juga ikut memasukkan uang pelicin ke amplop sebelum diberikan ke ketua DPC-DPC agar mau memilih Anas.

"Apakah saudara saksi (Angie) ingat kita pernah sekamar dengan almarhum (Adjie) untuk mengamplopi untuk DPC-DPC? Dengan DPC Gorontalo? Anda lupa dengan apa yang disampaikan lewat tangan Anda sendiri?" tanya Nazaruddin kepada Angie yang kala itu menjadi saksinya di sidang (15/2) lalu.

Begitu Angie ditahan Jumat (27/4) lalu, beberapa politisi Partai Demokrat langsung berbondong-bondong menemui Angie di rutan KPK. Diantaranya adalah Wasekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustofa dan I Gede Pasek Suardika Rabu (2/5) lalu. Kemarin, giliran Ketua Departemen Perekonomian Partai Demokrat Sutan Bhatoegana yang menjenguk Angie. Ketiganya adalah politisi Demokrat yang masuk dalam "gerbong" Anas.

Angie memang tenang dan tidak menggebu-gebu mencakot para politisi lainnya seperti Nazaruddin. Bahkan, Angie juga tetap kukuh tidak mengakui semua tuduhan yang diarahkan kepadanya. Salah satunya, dia tetap berkilah tidak pernah melakukan kominasi via blackberry messenger dengan Mindo Rosalina Manulang hingga muncul istilah apel Malang dan Washington.

"Di dalam (rutan) Angie juga cenderung tenang. Seperti yakin ada yang melindunginya. Tidak seperti Nazaruddin yang selalu mengancam pihak-pihak lain," imbuhnya sumber itu.

Upaya kelompok Anas mencegah Angie bernyanyi setidaknya juga tampak dari tanggapan terhadap dorongan agar Angie menjadi justice collaborator. Di internal Demokrat, tanggapan terhadap hal tersebut berbeda-beda. Peta dukungan kader saat Kongres II Demokrat di Bandung 2010 lalu seperti muncul lagi.

Mereka yang notabene dikenal dekat dengan Anas, cenderung mempertanyakan kesiapan KPK menjadikan Angie sebagai whistle blower. Di pihak lain, mereka yang berada di luar kubu Anas, malah mendorong agar Angie membuka saja semua yang diketahuinya terkait kasus yang dihadapi.

Sumber di internal Demokrat mengungkap, bahwa beberapa petinggi partai di luar kelompok Anas sudah mulai menyiapkan pelaksanaan kongres luar biasa (KLB). Tentu saja, agendanya adalah upaya menurunkan Anas sebagai ketua umum.

Dengan catatan, skenario menyeret Anas dalam kasus hukum dengan menempatkan sebagai tersangka berhasil dijalankan. "Bahkan, sudah mulai dibahas alternatif tempat, salah satunya di Bali," ujar tokoh di lingkaran dalam Demokrat, yang enggan disebutkan namanya. 

Terpisah juru bicara KPK Johan Budi mengaku tidak mengetahui soal adanya keterlibatan Anas untuk melindungi Angie. KPK akan tetap berupaya menangani kasus Angie sesuai dengan aturan yang berlaku.

Saat disinggung menengai adanya tersangka baru dalam kasus Hambalang, Johan juga mengaku belum mendapatkan informasi tersebut. Namun, pria yang pernah mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK membenarkan bahwa kini penyelidik masih mendalami soal penerbitan sertifikat Hambalang. "Menurut pimpinan memang sudah ada perkembangan yang berarti," katanya.

Mengenai pemanggilan Anas, Johan memastikan penyelidik akan memanggilnya dalam waktu dekat. Namun kapan waktu pastinya, alumni Fakultas Teknik UI itu mengaku tidak mengetahuinya. "Pokoknya dalam waktu dekat akan segera kami panggil," imbuhnya. (kuh/dyn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 19 RUU Pemekaran Dibahas 2013


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler