jpnn.com - JAKARTA -- Tersangka dugaan gratifikasi proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang, Anas Urbaningrum, disarankan berani buka-bukaan mengenai siapa saja yang terlibat dari ikut menikmati uang proyek tersebut.
Jika bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas itu hanya diam saja, maka berarti dia tak membantu upaya KPK menggarap kasus itu hingga tuntas
BACA JUGA: Pemenang Konvensi Punya Waktu Dongkrak Suara Partai
"Saya kira Anas harus buka. Dia harus menjadi peniup peluit, baru dia akan berarti hari ini. Kalau dia diam saja buat saya itu tidak ada apa-apanya," kata pengamat politik Boni Hargen di Jakarta, Minggu (12/1).
Ia menyatakan jika Anas menjadi peniup peluit maka semua informasi dan data harus diberikan kepada KPK.
BACA JUGA: Empat Pensiunan AP II jadi Tersangka
Anas juga harus membuktikan bahwa ada politisasi kasus yang menimpanya itu, seperti yang dia omongkan. Jika dia punya bukti maka orang akan percaya bahwa memang ada kriminalisasi politik atas perkara ini.
"Saya kira itu positif buat Anas. Tapi kalau dia diam saja, semua orang akan bilang kalau dia hanya ngeles," ungkap Boni.
BACA JUGA: Yakin KPU Lebih Siap jika Pemilu Serentak 9 Juli
Dia yakin, KPK akan berani mengusut jika Anas punya bukti. Menurutnya, KPK tidak akan takut dengan siapa pun.
"KPK berani kok, kan kemarin (KPK bilang) kesaksian Anas menentukan Ibas dipanggil apa tidak," kata Boni. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TB Silalahi Ingatkan Pendukung Dahlan Tak Terpancing Isu
Redaktur : Tim Redaksi