CIBUNGBULANG-Rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terus menuai protes dari berbagai pihak. Tak terkecuali, Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) dan Forum Mahasiswa Bogor (FMB).
Bahkan, anggota kedua organisasi ini melakukan aksi tutup mulut di depan sekretariat FMB usai melakukan diskusi rutin, kemarin.
Ketua SRMI Bogor, Ruhyat Saujana mengatakan, rencana kenaikan BBM pada Senin (17/6) akan berdampak buruk kepada masyarakat terutama tarif angkutan umum dan sembako.
Menurut dia, kenaikan harga BBM merupakan kegagalan pemerintah dalam mengelola energi nasional dan hanya akan menguntungkan perusahaan minyak asing serta merugikan Pertamina.
Ia berharap, pemerintah tak jadi menaikan BBM sebab bantuan langsung kepada masyarakat tak akan memberikan banyak perubahan. “Kami siap melakukan aksi di Kantor Bupati dan DPRD,” ujarnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN).
Humas FMB, Rendi Mulyadi mengatakan, kenaikan harga BBM wajib ditolak karena kebijakan yang akan menyengsarakan rakyat kecil. Bahkan, hasil sensus ekonomi nasional pada 2010 menunjukan pengguna BBM 65 persen adalah rakyat kelas bawah dan miskin, 27 persen menengah, 6 persen menengah ke atas dan hanya 2 persen orang kaya.
Lebih lanjut ia mengatakan, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 53,4 juta, sebanyak 82 persen diantaranya pengguna kendaraan roda dua. Mereka sebagian besar merupakan masyarakat menengah bawah. (luc)
Bahkan, anggota kedua organisasi ini melakukan aksi tutup mulut di depan sekretariat FMB usai melakukan diskusi rutin, kemarin.
Ketua SRMI Bogor, Ruhyat Saujana mengatakan, rencana kenaikan BBM pada Senin (17/6) akan berdampak buruk kepada masyarakat terutama tarif angkutan umum dan sembako.
Menurut dia, kenaikan harga BBM merupakan kegagalan pemerintah dalam mengelola energi nasional dan hanya akan menguntungkan perusahaan minyak asing serta merugikan Pertamina.
Ia berharap, pemerintah tak jadi menaikan BBM sebab bantuan langsung kepada masyarakat tak akan memberikan banyak perubahan. “Kami siap melakukan aksi di Kantor Bupati dan DPRD,” ujarnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN).
Humas FMB, Rendi Mulyadi mengatakan, kenaikan harga BBM wajib ditolak karena kebijakan yang akan menyengsarakan rakyat kecil. Bahkan, hasil sensus ekonomi nasional pada 2010 menunjukan pengguna BBM 65 persen adalah rakyat kelas bawah dan miskin, 27 persen menengah, 6 persen menengah ke atas dan hanya 2 persen orang kaya.
Lebih lanjut ia mengatakan, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 53,4 juta, sebanyak 82 persen diantaranya pengguna kendaraan roda dua. Mereka sebagian besar merupakan masyarakat menengah bawah. (luc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... APBD Direvisi, Anggaran Empat Pos Ditambah
Redaktur : Tim Redaksi