Sekitar 30 persen dari antibiotik yang diresepkan di kantor dokter, klinik dan ruang gawat darurat sebenarnya tidak perlu Anda konsumsi. Ini berdasarkan anjuran sebuah laporan baru yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.
Para peneliti melihat data survei perawatan medis dari 2010-2011 untuk menganalisis tingkat resep untuk antibiotik oral. Kebanyakan justru obat yang tidak diperlukan tetap diberi pada pasien.
Lebih dari 12 persen dari kunjungan 180.000-plus pasien dalam penelitian ini berakhir dengan resep antibiotik. Bahkan sering sering diberikan untuk kasus yang tidak memenuhi standar klinis kondisi itu.
Infeksi sinus, infeksi telinga dan sakit tenggorokan adalah penyakit-penyakit yang paling umum mendapatkan resep antibiotik. Selama masa penelitian, diperkirakan tingkat resep antibiotik tahunan adalah 506 per 1.000 orang, tetapi hanya 353 dari resep yang dirasa perlu untuk kondisi sesuai pasien.
"Seringkali dokter khawatir tentang kepuasan pasien. Mereka berpikir bahwa pasien ingin antibiotik. Mereka ingin pasien puas dengan perawatan mereka, kadang-kadang itu jadi penyebab diresepkannya antibiotik," kata penulis studi, Dr. Katherine Fleming-Dutra, seperti dilansir laman Health.
BACA JUGA: Hayo, Jangan Simpan 6 Benda ini di Kamar Mandi
Dua juta orang Amerika mendapatkan infeksi yang resisten terhadap antibiotik setiap tahun. Hal itu menyebabkan sekitar 23.000 kematian.
"Kabar baiknya adalah bahwa sebagian besar pasien mempercayai dokter untuk merekomendasikan pengobatan yang tepat," kata Fleming-Dutra.
BACA JUGA: Peduli Pariwisata, Anang dan Ashanty Akan Promosikan Morotai
Dia mengatakan, dokter bisa mengatasi kepuasan pasien dengan berkomunikasi secara efektif untuk bertanya secara langsung kebutuhan antibiotik mereka. (fny/jpnn)
BACA JUGA: Inilah Manfaat Kunyit untuk Kesehatan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Halo Filipina! Selamat Datang di Summer Beach Kamusta Batam
Redaktur : Tim Redaksi