jpnn.com, JAKARTA - Posisi Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief dalam kancah pertarungan Pilpres 2019 belum jelas. Meski Demokrat telah resmi jadi partai pengusung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, dia terus mengeluarkan pernyataan yang justru merugikan pasangan oposisi tersebut.
Setelah menyebut Prabowo "jenderal kardus", Andi kini menyerang gerakan #2019GantiPresiden. Menurut dia, gerakan yang telah dideklarasikan di beberapa kota di Indonesia itu sebatas taktik untuk menaikan harga partai tertentu.
BACA JUGA: Cara Zulkifli Berkelit soal Tuduhan PAN Terima Duit Sandi
“Gerakan #2019GantiPresiden bukan untuk mengganti presiden,” cuit Andi melalui akun Twitter @AndiArief_, Rabu (15/8).
Seperti diketahui, #2019GantiPresiden digagas oleh politikus PKS Mardani Ali Sera. Kini nama gerakan tersebut seakan sudah menjadi tagline kubu oposisi.
BACA JUGA: Sandi Diduga Main Duit, PROJO Desak Bawaslu dan KPK Bergerak
Namun, Andi sepertinya tak peduli. Dia pun mengatakan, bagi Demokrat, koalisi dengan Prabowo Subianto ibarat istri setia yang meneruskan bahtera rumah tangga dengan suami yang baru dinikahi.
“Namun sang suami tertangkap selingkuh dan diam-diam punya istri muda yang mata duitan,” urainya.
BACA JUGA: Fadli Tak Mau Bawaslu Garap Sandi soal Tuduhan Andi Arief
Istri mata duitan itu diduga kuat menjurus ke PKS dan PAN yang sebelumnya disebut Andi mendapat mahar Rp 500 miliar untuk memuluskan Sandiaga Uno mendampingi Prabowo.
Dia kemudian menilai bahwa gerakan #2019GantiPresiden cuma akal-akalan saja. Tujuannya sebatas untuk menaikkan harga mahar.
“Itu hanya taktik dua istri muda untuk menaikkan uang belanja. Rakyat dimobilisasi, elitenya bagi-bagi uang,” tukas Andi Arief. (ian/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jurus Fadli Tepis Tuduhan Andi Arief soal Sandi Tebar Mahar
Redaktur & Reporter : Adil