ANEH: Brimob Menyerang dan Merusak Kantor Polisi

Jumat, 09 Oktober 2015 – 09:14 WIB
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - KUPANG – Puluhan anggota Brimob Polda Nusa Tenggara Timur melakukan penyerangan terhadap Pos Polisi Falutuli, Kupang ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (7/10). Peristiwa ini menunjukkan sikap oknum Polri yang arogan.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengecam keras tindakan oknum Brimob yang melakukan penyerangan terseut.

BACA JUGA: Ini Penjelasan Kasatlantas soal Kasus Mahasiswa Gondrong Sebar Video Tilang

Menurut Neta, penyerangan dan perusakan terhadap kantor polisi atau fasilitas kepolisian lainnya terus-menerus terjadi dan sepertinya sulit dihindari.

“Bahkan aksi penyerangan itu dilakukan oleh aparat kepolisian sendiri,” kata Neta, Jumat (9/10) kepada JPNN.com.

BACA JUGA: Jalasenastri Armatim Sholat Idul Adha Bersama Warga

Menurut Neta, kasus penyerangan terhadap kantor polisi di NTT ini adalah kasus ke-11 yang terjadi sepanjang 2015 di Indonesia.

Selain itu, kata Neta, sepanjang 2015 ada dua peristiwa penyerangan kantor polisi yang dilakukan oleh Brimob.

BACA JUGA: Ansor Kerahkan Banser untuk Bantu Amankan Umat Islam di Tolikara Beriduladha

Pada 28 Mei 2015, aparat brimob juga menyerang kantor Mapolres Bima Kota, Nusa Tenggara Barat. Saat itu, puluhan anggota Brimob marah akibat dirazia polisi lalu.

“Ironis sesama polisi tidak bisa menahan diri hingga melakukan penyerangan,” katanya.

Menurut Neta, peristiwa penyerangan yang dilakukan Brimob terhadap kantor polisi di NTT kali ini lebih parah lagi. Dia menyebut ada dua penyebab pada peristiwa ini.

Pertama, kata Neta, anggota Brimob mabuk-mabukan dengan minuman keras. Kedua, polisi yang melakukan razia  itu bersikap arogan, yakni memecahkan botol-botol miras di depan anggota brimob yang notabene adalah kawan satu korpsnya.

“Sikap arogan polisi itu semakin menunjukkan bahwa sikap arogan sebagian anggota polisi semakin parah dan tidak terkendali," kata Neta.

Menurutnya, sesama anggota polisi saja mereka masih mengedepankan sikap arogan dan sok kuasa, bagaimana lagi dengan masyarakat biasa yang harus diayomi dan dilindunginya.

“Sikap arogan itu kemudian dibalas dengan sikap yang lebih arogan lagi dari anggota Brimob, yang melakukan penyerbuan dan perusakan kantor polisi,” katanya.

Dia menegaskan, jika dalam melakukan tugasnya aparat kepolisian selalu mengedepankan arogansi, pantas saja jika kantor polisi makin sering diserang, dirusak dan dibakas massa. "Baik oleh masyarakat maupun oleh sesama anggota polisi,” kata dia.

Menurutnya, kasus di NTT ini menunjukkan betapa buruknya pembinaan dan pengawasan polisi jajaran bawah. Sehingga mereka gampang kalap dan tega-teganya merusak kantor institusinya sendiri.

“Sikap brutal ini tidak terlepas dari sikap para elit polri atau atasan mereka yang tidak peduli dengan fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap bawahannya,” ujarnya.

Karenanya, IPW mendesak polisi-polisi seperti ini yang lebih mengedepankan arogansi dan brutal seperti ini harus segera dipecat.

“Jika tidak mereka akan menjadi monster dan predator baik bagi masyarakat maupun bagi institutinya," tegas Neta.

Sementara atasan mereka harus ditindak tegas. Artinya, jika ada kasus polisi menyerang polisi atau merusak kantor polisi, kapoldanya harus dicopot dari jabatannnya.

“Sebab kasus ini sangat memalukan institusi polri dan sekaligus menunjukkan kapolda tersebut tidak mampu memimpin anak buahnya,” pungkas Neta.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituding Menghilangkan Empat Pulau di Kepulauan Seribu, Ini Reaksi Ahok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler