jpnn.com - JAKARTA - Anggota tim ahli untuk tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Andreas Hugo Pareira menilai debat calon presiden (capres) ketiga dengan tema politik internasional dan ketahanan nasional yang digelar Minggu (22/6) lalu semakin melambungkan capres usungan PDIP, PKB, NasDem dan Hanura itu. Andreas menegaskan, debat itu telah membalik anggapan publik yang selama ini meragukan pemahaman Jokowi dalam hal politik luar negeri dan pertahanan nasional.
Andreas mengatakan, Jokowi dalam kata pembukaan dan penutup debat secara sistematis menjelaskan politik luar negeri sebagai respon terhadap situasi internasional. "Kemudian prinsip politik luar negeri bebas aktif, strategi politik luar negeri, isu-isu strategis dan action plan yang kemudian ditutup dengan doktrin politik luar negeri Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia," kata Andreas dalam keterangannya, Senin (23/6) malam.
BACA JUGA: Daerah Dijatah 65 Ribu Kursi
Ketua DPP PDIP bidang hubungan luar luar negeri itu menambahkan, Jokowi meletakkan ketahanan nasional sebagai pendukung diplomasi. "Apabila ketahanan nasional kita kuat, maka diplomasi kita akan lebih efektif, termasuk peran leadership di kawasan," ujarnya.
Doktor Hubungan Internasional Lulusan Universitas di Jerman itu menambahkan, Jokowi sebagai capres berlatar belakang sipil ternyata lebih unggul dibanding Prabowo dalam hal menjelaskan soal politik luar negeri dan ketahanan. Andreas beralasan, Jokowi mampu menjelaskan secara baik bahwa ketahanan nasional mempunyai dua aspek yakni militer dan non-militer.
BACA JUGA: Kualitas Pertanyaan Prabowo di Debat Capres Justru Memalukan
Andreas juga mengatakan, Jokowi dengan lugas mengambil sikap tegas dan prinsipil. Misalnya dalam isu sengketa kepemilikan wilayah di Laut China Selatan maupun dalam dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Dalam isu Laut China Selatan, Jokowi melihat Indonesia sebagai negara yang tidak langsung terlibat dalam territorial dispute di wilayah itu. Karenanya Indonesia tidak perlu terlibat langsung dalam isu panas itu.
Andreas menegaskan, Jokowi tak mau membawa Indonesia dalam conflict engagement (keterlibatan dalam konflik, red) di Laut China Selatan. Sikap Jokowi itu menunjukkan ketegasannya dalam mengedepankan kepentingan nasional ketimbang membiarkan Indonesia maupun ASEAN terjebak dalam konflik tak terselesaikan. "Bahkan bisa menimbulkan kerugian bagi Indonesia, bagi ASEAN dalam hubungan dengan China," ulas Andreas.
BACA JUGA: Pengamat: Ketegasan Jokowi Bukan Retorika
Ia pun menilai Jokowi mengedepankan akal sehat dengan naluri politik yang baik ditambah dukungan gaya bahasanya yang diplomatis. Termasuk pula dalam menyikapi kemerdekaan bagi Palestina. "Dalam masalah Palestina, Jokowi tanpa ragu menunjukan sikap tegasnya mendukung perjuangan Palestina," tutupnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan Megawati Siap Diperiksa Polisi
Redaktur : Tim Redaksi