Anggap Keluarga Gus Dur Dimanfaatkan Partai Tertentu

Minggu, 29 Desember 2013 – 17:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Polemik penolakan keluarga Gus Dur atas pemasangan fotonya untuk kepentingan kampanye beberapa politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) makin meruncing. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarok menilai penolakan pemasangan foto Gus Dur oleh Yeny Wahid dan Sinta Nuriyah tidak tepat. Menurutnya, Gus Dur bukan hanya milik keluarga tapi milik bangsa Indonesia.

Bahkan Zaki Mubarok menilai, hal itu adalah bagian dari politisasi. “Saya kira dalam konteks protesnya Sinta Nuriyah terkait pemasangan gambar Gus Dur oleh beberapa calon anggota legislatif PKB karena yang bersangkutan dimanfaatkan oleh kekuatan politik tertentu. Dalam hal ini adalah partai Nasdem. Hal ini terbukti bahwa Sinta Nuriyah mengisi pembekalan caleg perempuan partai Nasdem di Surabaya,” kata Zaki, kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (28/12).

BACA JUGA: Anggap Anies Mumpuni Meski Tanpa Panggung

Menurutnya, siapapun yang satu visi dengan Gus Dur dalam memperjuangkan nilai-nilai pluralisme, humanisme, dan keutuhan NKRI berhak memasang foto beliau sebagai wujud pengagungan atas pemikiran Gus Dur.

Sehingga, sah-sah saja calon anggota legislatif PKB menggunakan foto Gus Dur dalam publikasi kegiatannya untuk kampanye sekalipun. Sebab, faktanya Gus Dur adalah pendiri PKB.

BACA JUGA: Pegang Hasil Pemira, PKS Mulai Lirik Calon Mitra

"Misalnya kita memasang foto Mahatma Gandhi masa kita diprotes oleh anaknya? Gus Dur itu milik bangsa, bukan hanya milik keluarganya," kata Zaki.

Lebih jauh, Zaki menilai bahwa kalaupun dahulu pernah ada perbedaan pendapat antara Gus Dur dengan pengurus PKB yang lain, maka hal tersebut sangat wajar dan manusiawi karena mereka semua adalah manusia yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

BACA JUGA: Rhoma Lebih Populer, Mahfud Tetap Optimistis

Kata Zaki, yang terpenting calon anggota legislatif PKB tetap memperjuangkan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Gus Dur. Menurut Zaki, kalaupun ada perbedaan pendapat kecil yang tidak menyangkut nilai-nilai itu adalah hal yang wajar dan tidak perlu berlebihan menanggapinya.

Dalam kaitan hubungan NU dan PKB, dosen  ilmu politik di FISIP UIN Jakarta itu menjelaskan Implementasi ideologi NU tidak ada di partai lain kecuali di PKB. "Pemikiran-pemikiran Gus Dur itu ya di PKB, tidak ada di partai lain,”  tegas Zaki Mubarok.

Sementara, pengamat politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) Ghafar Karim mengatakan, tidak ada larangan dalam Undang-undang (UU) Pemilu untuk menggunakan gambar Gus Dur sebagai alat kampanye beberapa partai politik (parpol). Sebab, Gus Dur sama halnya seperti Bung Karno dan tokoh nasional lainnya.

Secara hukum, kata Ghafar, Gus Dur bisa saja dipakai calon anggota legislatif  dari PKB sebagai alat kampanye. "PKB dan semua elemen bangsa bisa menggunakan ketokohan Gus Dur. Karena Gus Dur adalah sosok ulama, tokoh, politisi teladan," tegasnya.

“Para calon anggota legislatif  dari partai lain tidak pantas mengomentari PKB karena sesama kontestan pemilu tidak elok menyerang kontestan lain, Lebih baik mereka mengurus dirinya sendiri”, imbuh dosen Fisipol UGM itu. (mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Faktor Emosi Bikin Ahok di Bawah Tri Rismaharini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler