JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bisa blunder lagi. Jika dulu mereka dicibir gara-gara pelaksanaan ujian nasional (unas) 2013 SMA tidak serempak, kali ini kasus serupa berpotensi terjadi pada proyek buku kurikulum baru. Pemicunya sama, yakni jadwal lelang molor karena anggaran Rp 829 miliar masih diblokir.
Dalam data di layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) Kemendikbud dirinci jadwal lelang buku kurikulum baru mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Untuk seluruh jenjang tadi sudah diumumkan pemenang lelangnya. Persoalan muncul karena hingga deadline tanda tangan kontrak, anggaran Kemendikbud masih diblokir Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Pada rangkaian jadwal yang telah ditetapkan Kemendikbud, deadline tanda tangan kontrak lelang untuk buku baru jenjang SD dalah Jumat (7/6). Tetapi hingga tadi malam, Kemendikbud memastikan tanda tangan belum bisa dilakukan karena anggaran masih belum ada.
Sedangkan deadline tanda tangan kontrak lelang buku baru jenjang SMA adalah hari ini (8/6). Tetapi karena hari ini hingga besok hari libur kerja PNS, mustahil pemblokiran anggaran Kemendikbud dapat terpecahkan.
Akibat dari pemblokiran itu, rangkaian jadwal lelang hingga tuntas bakal molor. Dampaknya adalah start pengerjaan oleh perusahaan pemenang tender juga ikut mundur. Kasus seperti ini terjadi pada tender pengadaan dan distribusi naskah unas. Sama-sama kena blokir, jadwal tanda tangan lelang unas yang awalnya ditetapkan 11 Maret akhirnya mundur menjadi pertengahan April.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud Ainun Naim mengatakan pembahasan anggaran Kemendikbud terus dilakukan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). "Tetapi memang belum bisa dicairkan," katanya usai salat Jumat kemarin.
Dalam pembahasan terakhir, secara garis besar pihak Kemenkeu sudah menyepakati anggaran Kemendikbud. "Kita sudah membahasa anggaran ini DJA (Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu, red). Mereka (Kemenkeu, red) tinggal menerbitkan paper work," tuturnya. Dia berharap pekan depan anggaran Kemendikbud, khususnya untuk kurikulum baru, sudah bisa dicairkan.
Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim menuturkan, potensi percetakan dan distribusi buku kurikulum baru berpotensi molor jika hingga 10 Juni nanti anggarannya belum cair. "Intinya jika belum ada anggaran DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran, red) tanda tangan kontrak belum bisa dilaksanakan," papar Musliar.
Mantan rektor Universitas Andalas, Padang itu berharap proses tender hingga pengadaan dan distribusi buku kurikulum baru ini berjalan lancar. Sehingga buku baru ini bisa diterima siswa sasaran kurikulum baru tepat waktu dan jumlah.
Untuk jenjang SD, kurikulum baru diterapkan untuk 351.995 siswa kelas I dan IV di 2.589 unit sekolah. Sedangkan untuk jenjang SMP diterapkan di 1.436 unit sekolah, SMA (1.270 unit sekolah), dan SMK (1.021 unit sekolah) masing-masing untuk siswa kelas I. (wan)
Dalam data di layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) Kemendikbud dirinci jadwal lelang buku kurikulum baru mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Untuk seluruh jenjang tadi sudah diumumkan pemenang lelangnya. Persoalan muncul karena hingga deadline tanda tangan kontrak, anggaran Kemendikbud masih diblokir Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Pada rangkaian jadwal yang telah ditetapkan Kemendikbud, deadline tanda tangan kontrak lelang untuk buku baru jenjang SD dalah Jumat (7/6). Tetapi hingga tadi malam, Kemendikbud memastikan tanda tangan belum bisa dilakukan karena anggaran masih belum ada.
Sedangkan deadline tanda tangan kontrak lelang buku baru jenjang SMA adalah hari ini (8/6). Tetapi karena hari ini hingga besok hari libur kerja PNS, mustahil pemblokiran anggaran Kemendikbud dapat terpecahkan.
Akibat dari pemblokiran itu, rangkaian jadwal lelang hingga tuntas bakal molor. Dampaknya adalah start pengerjaan oleh perusahaan pemenang tender juga ikut mundur. Kasus seperti ini terjadi pada tender pengadaan dan distribusi naskah unas. Sama-sama kena blokir, jadwal tanda tangan lelang unas yang awalnya ditetapkan 11 Maret akhirnya mundur menjadi pertengahan April.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud Ainun Naim mengatakan pembahasan anggaran Kemendikbud terus dilakukan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). "Tetapi memang belum bisa dicairkan," katanya usai salat Jumat kemarin.
Dalam pembahasan terakhir, secara garis besar pihak Kemenkeu sudah menyepakati anggaran Kemendikbud. "Kita sudah membahasa anggaran ini DJA (Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu, red). Mereka (Kemenkeu, red) tinggal menerbitkan paper work," tuturnya. Dia berharap pekan depan anggaran Kemendikbud, khususnya untuk kurikulum baru, sudah bisa dicairkan.
Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim menuturkan, potensi percetakan dan distribusi buku kurikulum baru berpotensi molor jika hingga 10 Juni nanti anggarannya belum cair. "Intinya jika belum ada anggaran DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran, red) tanda tangan kontrak belum bisa dilaksanakan," papar Musliar.
Mantan rektor Universitas Andalas, Padang itu berharap proses tender hingga pengadaan dan distribusi buku kurikulum baru ini berjalan lancar. Sehingga buku baru ini bisa diterima siswa sasaran kurikulum baru tepat waktu dan jumlah.
Untuk jenjang SD, kurikulum baru diterapkan untuk 351.995 siswa kelas I dan IV di 2.589 unit sekolah. Sedangkan untuk jenjang SMP diterapkan di 1.436 unit sekolah, SMA (1.270 unit sekolah), dan SMK (1.021 unit sekolah) masing-masing untuk siswa kelas I. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 700 Ribu Guru Bersaing Ikut Sertifikasi
Redaktur : Tim Redaksi