JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mengkhawatirkan kader Polri ke depan kekurangan gizi dan gampang penyakitan. Sebab, biaya makan untuk calon polisi di
Sekolah Polisi Negara (SPN) sangat minim dan hampir sama dengan biaya makan tahanan.
Akibatnya calon-calon polisi di SPN tidak bisa mendapatkan makanan dengan gizi yang memadai. "Bagaimana Polri bisa mendapatkan polisi yang profesional dan tangguh jika kader-kader yang dididiknya kurang gizi karena makanannya tdk layak," kata Presidium IPW Neta S. Pane, Selasa (29/1).
Dari pendataan IPW, anggaran makan untuk satu siswa di SPN hanya Rp 36 ribu perhari. Hampir sama dgn anggaran makan tahanan yang nilainya Rp 30 ribu perhari. Dana sebesar itu dibagi untuk sarapan, makan siang, dan makan malam serta minum kopi atau teh. "Praktis biaya untuk satu kali makan siswa calon polisi hanya Rp 10 ribu," jelasnya.
Setiap hari siswa SPN hanya mendapat jatah makanan yang terdiri dari nasi, lauk seadanya, dan kuah yang banyak. Istilah mereka, nasi berenang dalam kuah. Makanan tanpa gizi. Tanpa extra fooding. Padahal para siswa itu harus menjalani latihan fisik dan latihan bela diri yang maksimal. "Kondisi inilah yang membuat kesehatan mereka terancam," ungkapnya.
Menurut Neta, kondisi yang sangat buruk terlihat pula dari fasilitas tidur. Tempat tidur dan kasurnya sangat tidak layak, lebih buruk dari kamp pengungsi korban banjir. Fasilitas pengajaran tak kalah memprihatinkan. "Dari 27 SPN di seluruh Indonesia 65 persen kondisinya sangat tidak layak," paparnya.
IPW mengimbau Mabes Polri dan Komisi III DPR memperhatikan kondisi ini. Ia mengingatkan, Elit-elit Polri dan DPR jangan hanya terjebak pada politik anggaran menara gading yang tidak membumi bagi kepentingan jajaran bawah kepolisian.
IPW pun mendesak Presiden peduli dengan kondisi ini. Begitu juga Kapolri. Sehingga proyek Pemanfaatan Optimalisasi Untuk Penguatan Sarana Prasarana (POUPSP) Polri tahun 2013 senilai Rp1,8 triliun direvisi total dan 75 persn di antaranya diarahkan kepada pembenahan fasilitas jajaran bawah Polri. Antara lain membenahi fasilitas dan gizi siswa SPN. "Jika tidak, bangsa ini harus siap-siap menerima polisi-polisi masa depan yang kurang gizi, rawan terkena penyakit dan rendah intelektual," pungkasnya. (boy/jpnn)
Sekolah Polisi Negara (SPN) sangat minim dan hampir sama dengan biaya makan tahanan.
Akibatnya calon-calon polisi di SPN tidak bisa mendapatkan makanan dengan gizi yang memadai. "Bagaimana Polri bisa mendapatkan polisi yang profesional dan tangguh jika kader-kader yang dididiknya kurang gizi karena makanannya tdk layak," kata Presidium IPW Neta S. Pane, Selasa (29/1).
Dari pendataan IPW, anggaran makan untuk satu siswa di SPN hanya Rp 36 ribu perhari. Hampir sama dgn anggaran makan tahanan yang nilainya Rp 30 ribu perhari. Dana sebesar itu dibagi untuk sarapan, makan siang, dan makan malam serta minum kopi atau teh. "Praktis biaya untuk satu kali makan siswa calon polisi hanya Rp 10 ribu," jelasnya.
Setiap hari siswa SPN hanya mendapat jatah makanan yang terdiri dari nasi, lauk seadanya, dan kuah yang banyak. Istilah mereka, nasi berenang dalam kuah. Makanan tanpa gizi. Tanpa extra fooding. Padahal para siswa itu harus menjalani latihan fisik dan latihan bela diri yang maksimal. "Kondisi inilah yang membuat kesehatan mereka terancam," ungkapnya.
Menurut Neta, kondisi yang sangat buruk terlihat pula dari fasilitas tidur. Tempat tidur dan kasurnya sangat tidak layak, lebih buruk dari kamp pengungsi korban banjir. Fasilitas pengajaran tak kalah memprihatinkan. "Dari 27 SPN di seluruh Indonesia 65 persen kondisinya sangat tidak layak," paparnya.
IPW mengimbau Mabes Polri dan Komisi III DPR memperhatikan kondisi ini. Ia mengingatkan, Elit-elit Polri dan DPR jangan hanya terjebak pada politik anggaran menara gading yang tidak membumi bagi kepentingan jajaran bawah kepolisian.
IPW pun mendesak Presiden peduli dengan kondisi ini. Begitu juga Kapolri. Sehingga proyek Pemanfaatan Optimalisasi Untuk Penguatan Sarana Prasarana (POUPSP) Polri tahun 2013 senilai Rp1,8 triliun direvisi total dan 75 persn di antaranya diarahkan kepada pembenahan fasilitas jajaran bawah Polri. Antara lain membenahi fasilitas dan gizi siswa SPN. "Jika tidak, bangsa ini harus siap-siap menerima polisi-polisi masa depan yang kurang gizi, rawan terkena penyakit dan rendah intelektual," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng Bawaslu dan KPU, KPK Awasi Transaksi Jelang Pemilu
Redaktur : Tim Redaksi