Postur anggaran pendidikan ini dipaparkan Menag Suryadharma Ali ketika meresmikan Institut Agama Islam Al Zaytun Indonesia (IAI Al Aziz) di komplek pesantren Al Zaytun, Indramayu kemarin (14/12). "Anggaran ini besar. Jadi jangan kuatir pesantren dan lembaga pendidikan lainnya tidak dapat," kata dia.
Wajar jika Suryadharma menilai anggaran bidan pendidikan itu besar. Sebab jika dibandingkan tahun ini, mengalami kenaikan Rp 2 triliun. Menteri yang akrab disapa SDA itu mengatakan jika anggaran ini dibagi mulai dar madrasah, madrasah diniyah, pesantren, hingga perguruan tinggi. "Baik itu negeri maupun swasta," tandasnya.
Khusus untuk kucuran ke lembaga pendidikan swasta, SDA menegaskan tidak sebesan di negeri. Kondisi ini muncul karena sekitar 92 persen lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag adalah swasta. "Berbeda dengan di Kemendikbud yang sebagian besarnya negeri. Jadi ada alokasi tetapnya dari pemerintah," ucap SDA.
Menurut SDA, anggaran pendidikan ini tidak hanya untuk urusan pembangunan fisik saja. Tetapi juga untuk peningkatan mutu guru. "Di dalamnya juga termasuk untuk tunjangan profesi guru," kata dia. Selain itu juga tetap untuk dana bantuan operasional madrasah.
Tidak ketinggalan juga untuk nasib guru atau ustad/ustadzah di pesantren. Menurut SDA posisi pesantren cukup sentral. Dia mengatakan peran pesantren cukup besar dalam pengentasan buta aksara. Selain itu pesantren juga ikut andil dalam mengerek angka partisipasi kasar (APK) sekolah.
Dari evaluasi pelayanan pendidikan Kemenag tahun ini, masih banyak yang harus dibenahi. Mulai dari peningkatan mutu pelayanan tiap satuan pendidikan, relevansi lulusan dengan kebutuhan masyarakat, dan standarisasi lembaga pendidikan.
"Dengan anggaran terbatas ini, pendidikan di bawah Kemenag harus memegang peran penting," katanya. Seperti memperbaiki moral remaja yang sering tawuran. Berikutnya juga untuk mengidupkan lagi kepribadian bangsa yang berkarakter, ramah, sopan, dan beradab. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Sarjana Masih Minim
Redaktur : Tim Redaksi