jpnn.com, JAKARTA - Pakar hukum pidana Yenti Garnasih mengatakan, langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang membawa Ketua DPR Setya Novanto ke rumah tahanan tak menyalahi aturan.
Menurutnya, sikap KPK yang meminta kesimpulan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terlebih dahulu sebelum menjebloskan Setya Novanto ke dalam sel tahanan dan melakukan pemeriksaan sudah tepat.
BACA JUGA: Setya Novanto Langgar Janji, Harus Diganti
Yenti pun memastikan bahwa lembaga antirasuah tersebut tidak menyalahi prosedur sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
"Kalau menurut dokter sudah sehat dan mampu untuk diperiksa, harus segera diperiksa," ujar Yenti kepada JPNN, Selasa (21/11).
BACA JUGA: MKD Undang Fraksi Bahas Setya Novanto
Menurut Yenti, sebetulnya semakin cepat tersangka dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-ktp) tersebut diperiksa, malah semakin baik.
Tidak hanya bagi lembaga antirasuah yang menjalankan tugas pemberantasan korupsi, tapi juga bagi Novanto secara pribadi.
BACA JUGA: Setya Novanto Tunjuk Idrus jadi Plt Ketum? Tunggu dulu
"Kan kalau semakin cepat diperiksa, maka ketika tidak terlibat makin cepat diketahui oleh masyarakat melalui putusan pengadilan," ucapnya.
Yenti menegaskan, proses hukum berlaku sama bagi semua orang dan Ketua DPR tersebut bukan satu-satunya orang yang baru diperiksa oleh penegak hukum. Karena itu penting menghormati proses tersebut. Agar menjadi contoh bagi yang lain.
Langkah KPK menjemput Novanto yang tengah terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Minggu (19/11) malam lalu, menimbulkan sedikit kontroversi. Pasalnya, Novanto baru saja mengalami kecelakaan tunggal di Bilangan Permata Hijau. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Idrus Bawa Pesan Papa Novanto ke Rumah Agung
Redaktur : Tim Redaksi