jpnn.com - KRISTIANI Herrawati Susilo Bambang Yudhoyono alias Ani Yudhoyono alias Ibu Negara, sudah hampir bisa dipastikan bakal jadi Presiden RI ke-7, menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono, suaminya.
Bagi Partai Demokrat, yang mengendalikan kekuasaan di negeri ini sejak 2004, mempresidenkan istri presiden memang soal gampang, segampang membalik telapak tangan. Mereka sudah membuktikannya pada pemilu 2019. Tanpa kerja keras, dengan mudah mengalikan kemenangan dalam pemilu 2004 jadi tiga kali lipat: dari 7% jadi 21%.
Pada pemilu 2014 nanti, tentu jadi jauh lebih mudah bagi partai yang banyak uang dan sangat berkuasa ini untuk menambah perolehan suara minimal setengah porsi dari hasil pemilu lalu, menjadi 30-an persen.
Maka dengan kebijakan populis sang suami yang presiden, misalnya menggelontorkan lagi BLT (bantuan langsung tunai), ditambah dengan rekening partai dan para petingginya yang sudah gendut, rasanya tinggal melangkah saja bagi Ani Kristiani Herrawati, sang kandidat, untuk memenangi pilpres 2014.
Kalau sudah begini, bangsa Indonesia akan memiliki kebanggaan seperti rakyat Argentina. Punya presiden istri (bekas) presiden. Apalagi namanya juga mirip. Bila di Argentina Cristina de Kirchner, di sini Kristina Yudhoyono. Sama-sama Kristina, cuma beda pemakaian huruf awal dan akhir saja.
Sejarah lembaga kepresidenan kita juga akan menjadi paling lengkap. Selain pernah punya presiden anak presiden (Megawati putri Presiden Soekarno), kini punya presiden istri presiden (Yudhoyono), karena saat terpilih jadi presiden (2014) suaminya kan masih (insya Allah) presiden.
:TERKAIT Bagi orang-orang Partai Demokrat, persoalannya kini tinggal bagaimana menetapkan nama sang presiden 2014-2019 itu. Mau tetap Ani Yudhoyono, atau bikin versi baru agar lebih menginternasional? Sehingga bunyinya menjadi Presiden Kristiani Yudhoyono, atau Presiden Kristiani Herrawati Yudhoyono, atau mau disingkat jadi: Presiden RI KH Yudhoyono?
Untuk soal lain, orang Partai Demokrat rasanya tidak perlu bingung. Memang, Bos Besar Partai Demokrat (Susilo BY), pada Presidential Lecture dalam Young Leaders Forum (9 Juni 2011) yang dihadiri anggota Hipmi di hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, pernah bilang begini:
“Nama saya SBY. Jabatan saya Presiden Republik Indonesia ke-6 hasil pemilu 2004 dan pemilu 2009. Saya bukan capres tahun 2014. Istri, saya ulangi, istri dan anak-anak saya juga tidak akan mencalonkan menjadi presiden 2014. Saat ini saya juga tidak mempersiapkan siapa-siapa untuk menjadi capres 2014. Biarlah rakyat dan demokrasi yang berbicara pada tahun 2014 mendatang. Setiap orang memiliki hak dan peluang untuk running for RI-1…”
Kalau ada orang mempersoalkan pernyataan itu, dan menuduh orang-orang Partai Demokrat telah menjilat ludah Ketua Dewan Pembina, jawab saja begini: “Bos Besar kami penganut paham demokrasi sejati. Oleh sebab itu, Bos Besar bakal tunduk pada kehendak rakyat. Jadi kalau rakyat menghendaki istrinya, Bu Ani untuk memimpin negeri ini, insya Allah Bos Besar akan ikhlas…!”
Kalau ditanya soal apakah Ibu Ani Kristiani mampu jadi presiden? Bilang saja: “Bagi Bu Ani itu soal kecil…!”
Saya percaya, bagi Bu Ani jadi presiden RI itu memang soal kecil. Beliau kan sudah bertahun-tahun mendampingi suaminya yang presiden. Dalam hatinya, niscaya Bu Ani berkata, “Kalau jadi presiden RI kerjaannya begini doang sih: Kecil…!” [***]
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Pertiwi Senyum Kembali
Redaktur : Tim Redaksi