jpnn.com - jpnn.com - Lembaga konsultan politik Polmark Indonesia merilis survei elektabilitas pasangan calon Pilkada DKI terbarunya.
Survei yang digelar pada 6-12 Januari itu menyebutkan bahwa pasangan Anies–Sandiaga memiliki elektabilitas paling tinggi.
BACA JUGA: Asoi... Dewi Persik dan Ahok Berpelukan, Nih Fotonya
CEO Polmark Indonesia Eep Saefuloh Fatah mengatakan, Anies-Sandi dipilih 31,7 persen responden.
Kemudian disusul oleh Agus-Sylvi dengan 29,9 persen. Lalu terakhir Basuki-Djarot dengan 24,6 persen.
BACA JUGA: Mas Agus Sebut Bareskrim Cari-Cari Kesalahan Mpok Sylvi
Sedangkan responden yang menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan berjumlah 13,8 persen.
"Survei ini dilakukan dengan melibatkan 1.200 responden," ujarnya saat merilis hasil tersebut di kawasan Menteng, Kamis (19/1).
BACA JUGA: Depe Deg-Degan Bertemu Ahok, Ternyata Ini Sebabnya
Eep menjelaskan, ini merupakan survei keempat yang dilakukan oleh Polmark. Sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan survei pada 1-7 Februari 2016, 26-30 Juli 2016, dan 28 September–4 Oktober 2016.
Saat dibandingkan dengan survei ketiga yang dilakukan pada 28 September-4 Oktober 2016, terlihat ada perbedaaan suara yang cukup menonjol dari ketiga pasangan calon.
Terutama untuk petahana Basuki-Djarot. Dari angka 31,9 persen turun menjadi 24,6 persen.
Kemudian untuk pasangan Agus-Sylvi mengalami peningkatan dari 16,7 persen menjadi 29,9 persen. Lalu Anies–Sandi dari 23,2 persen meningkat jadi 31,7 persen.
Melihat hal itu, Eep pun menyebut bahwa elektabilitas petahana mengalami tren penurunan. Sehingga dia memperkirakan, bahwa Pilgub ini akan berlanjut di putaran kedua.
“Namun petahana, kemungkinan tidak masuk ke putaran kedua,” ujar dia.
Memang diakui Eep, Polmark selama ini jarang mengumumkan hasil survei mereka. Namun dia menjamin, hasil survei Polmark bisa dipertanggungjawabkan.
Apalagi dengan menggunakan responden yang cukup besar. Dengan proporsi yang imbang yakni 50 persen pria dan 50 persen perempuan.
Selain itu, pihaknya juga menggunakan metode yang dianggap layak dan terbukti. Yakni multistage random sampling.
"Ini dengan margin of error sebesar 2,9 persen," tambahnya.
Tak hanya itu, setiap responden juga diwawancarai dengan metode tatap muka atau face to face.
Serta kemudian dilakukan quality control sebanyak 20 persen sampel secara random. Yakni dengan mendatangi kembali responden terpilih atau spot check.
"Jadi Insya Allah cukup akurat," ujarnya.
Lembaga konsultan politik Polmark Indonesia merilis survei elektabilitas pasangan calon Pilkada DKI terbarunya.
Survei yang digelar pada 6-12 Januari itu menyebutkan bahwa pasangan Anies–Sandiaga memiliki elektabilitas paling tinggi.
CEO Polmark Indonesia Eep Saefuloh Fatah mengatakan, Anies-Sandi dipilih 31,7 persen responden.
Kemudian disusul oleh Agus-Sylvi dengan 29,9 persen. Lalu terakhir Basuki-Djarot dengan 24,6 persen.
Sedangkan responden yang menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan berjumlah 13,8 persen.
"Survei ini dilakukan dengan melibatkan 1.200 responden," ujarnya saat merilis hasil tersebut di kawasan Menteng, Kamis (19/1).
Eep menjelaskan, ini merupakan survei keempat yang dilakukan oleh Polmark. Sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan survei pada 1-7 Februari 2016, 26-30 Juli 2016, dan 28 September–4 Oktober 2016.
Saat dibandingkan dengan survei ketiga yang dilakukan pada 28 September-4 Oktober 2016, terlihat ada perbedaaan suara yang cukup menonjol dari ketiga pasangan calon.
Terutama untuk petahana Basuki-Djarot. Dari angka 31,9 persen turun menjadi 24,6 persen.
Kemudian untuk pasangan Agus-Sylvi mengalami peningkatan dari 16,7 persen menjadi 29,9 persen. Lalu Anies–Sandi dari 23,2 persen meningkat jadi 31,7 persen.
Melihat hal itu, Eep pun menyebut bahwa elektabilitas petahana mengalami tren penurunan. Sehingga dia memperkirakan, bahwa Pilgub ini akan berlanjut di putaran kedua.
“Namun petahana, kemungkinan tidak masuk ke putaran kedua,” ujar dia.
Memang diakui Eep, Polmark selama ini jarang mengumumkan hasil survei mereka. Namun dia menjamin, hasil survei Polmark bisa dipertanggungjawabkan.
Apalagi dengan menggunakan responden yang cukup besar. Dengan proporsi yang imbang yakni 50 persen pria dan 50 persen perempuan.
Selain itu, pihaknya juga menggunakan metode yang dianggap layak dan terbukti. Yakni multistage random sampling.
"Ini dengan margin of error sebesar 2,9 persen," tambahnya.
Tak hanya itu, setiap responden juga diwawancarai dengan metode tatap muka atau face to face.
Serta kemudian dilakukan quality control sebanyak 20 persen sampel secara random. Yakni dengan mendatangi kembali responden terpilih atau spot check.
"Jadi Insya Allah cukup akurat," ujarnya.
Uniknya, hasil survei Polmark ini sangat berbeda dengan dua lembaga lain yang merilis hasil penelitiannya baru-baru ini.
Menurut survei LSI Denny JA dan Poltracking Indonesia, elektabilitas Anies-Sandi justru berada di urutan paling buncit.
Meski begitu, survei tersebut kedua lembaga hanya menggunakan sekitar 800 responden. Berbeda dengan Polmark yang jumlah respondennya mencapai 1200.
Survei LSI Denny JA sendiri dirilis pada Selasa 17 Januari lalu. Sedangkan survei Poltracking dirilis hari ini, Kamis (19/1). (dka/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agus-Sylvi Tertinggi, Ahok-Djarot Kedua
Redaktur & Reporter : Adil