Anies Sebut Merusak Lingkungan Setara dengan Praktik Perbudakan

Jumat, 12 Januari 2024 – 11:02 WIB
Capres Anies Baswedan di Pasar Segiri, Samarinda, Kaltim, Kamis (11/1/2024). Foto: dok Timnas AMIN

jpnn.com, SAMARINDA - Persoalan lingkungan hidup mendapat perhatian serius dari calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan.

Anies menyampaikan soal lingkungan hidup dalam pengalamnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, pengusaha adalah kalangan penurut. Hanya masalahnya Pemerintah tidak memprioritaskan ekologi dan pembangunan keberlanjutan.

BACA JUGA: Bicara Perubahan, Anies Ingin Menyelesaikan Masalah Mendasar di Kaltim

“Soal lingkungan hidup, dalam pengalaman, pengusaha itu nurut kepada pemerintah, pelaku usaha itu nggak ada yang bertubrukan dengan pemerintah, pengusaha nurut. Problemnya pemerintah sendiri tidak memperioritas ekologi, tidak memprioritaskan pembangunan berkelanjutan. Sehingga mereka merasa, ada kekeluasan disitu,” kata Anies dalam acara Desak Anies di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (11/1).

Anies menegaskan bahwa sudah saatnya negara tidak diatur oleh pelaku usaha dan sebaliknya justru negara yang harus mengatur para pelaku usaha.

BACA JUGA: Anies Paparkan Program Satu Perekonomian saat Dialog Capres Bersama Kadin

Anies lalu berbagi pengalamannya memimpin dan mengelola Jakarta. “Saya mengalami, mengelola Jakarta, dan ketika saya proses kampanye hingga bertugas di Jakarta didukungnya oleh rakyat kebanyakan. Bukan oleh para pemilik modal yang besar, bukan. Dan Ketika saya bertugas, saya panggil, mengundang mereka, kita menginginkan Jakarta yang ABCD. Mari kita sama-sama, dan mereka ikut. Dan saya yakin, ketika diundang, dan ditunjukan masa depan, mereka pasti ikut,” ujarnya.

Menurut Anies, praktek merusak lingkungan itu setara dengan praktek perbudakan. “Dulu praktek perbudakan dianggap normal, usaha pake budak itu normal, tapi siapa yang menganggap normal hari ini? Kalau pake budak, tidak ada yang terima.”

BACA JUGA: Anies Baswedan: Samarinda Kaya, tetapi Warganya Tak Kebagian

“Dulu berusaha dan merusak lingkungan itu bisa aja dianggap normal, kedepan itu aib, itu dosa dan itu harus berubah. Itu saya ingin saya sampaikan dan Insyaallah kita lakukan perubahan sama-sama. Saya yakin kita dibuat pesan moralnya, lalu diturunkan dalam bentuk kebijakan, lalu dilaksanakan terjadi perubahan, terimakasih,” tandasnya. (jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler