jpnn.com - JAKARTA - Bertempat di belakang RSUD Cengkareng, warga Komplek Perumnas Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat sudah memenuhi jalan utama pemukiman padat tersebut, Selasa (20/12).
Warga sangat antusias menyambut kedatangan calon Gubernur Anies Baswedan dengan menabuhkan qasidah diiringi oleh shalawat saat Mantan Menteri Pendidikan tersebut sampai di tempat mereka.
BACA JUGA: WOW! Bang Sandi Sudah Keluar Rp 34 Miliar untuk Kampanye
Di hadapan lebih dari 200 warga, Anies kembali memaparkan 3 fokus utama yang menjadi program kerjanya yaitu ketersediaan lapangan kerja, harga kebutuhan pokok yang terjangkau, serta pendidikan yang berkualitas, tuntas dan gratis untuk semua.
Selain itu, Aniespun memaparkan program kesehatan khusus bagi para pemuka agama seperti marbot, ustadz ustadzah dan pengurus majelis taklim dengan memberikan pelayanan kelas 1 di seluruh RS di Jakarta.
BACA JUGA: Ormas Pimpinan Idrus Marham Tetap Netral di Pilkada 2017
"Karena saat kita butuh mereka, mereka selalu ada dan siap sedia. Tapi giliran mereka sakit dan membutuhkan kita, kita seringkali lupa," papar Anies.
Setelah pemaparan singkat atas visi-misi dan program unggulannya, mantan ketua Komite Etik KPK tersebut kemudian membuka kesempatan warga untuk bertanya dan menyampaikan aspirasinya.
BACA JUGA: Begini Jurus Anies Tekan Harga Bawang
Salah seorang warga bernama Bu Maryam akhirnya angkat bicara dan menyuarakan banyak permasalahan yang dirasakan oleh warga. Permasalahan itu antara lain mulai dari pembayaran air yang semakin mahal, sistem BPJS yang menyulitkan dan isu penggusuran di daerah mereka.
"Kami ini katanya berada dalam red zone (zona merah), dimana kami dalam 4 tahun mendatang bisa digusur. Padahal kami sudah puluhan tahun tinggal di sini," keluh Ibu Maryam.
Sembari tersenyum, Anies kemudian menegaskan bahwa konsep yang dibawanya adalah penataan dan bukan penggusuran. Konsep penggusuran, sambung Anies, merupakan konsep kuno yang sudah banyak ditinggalkan.
"Seperti yang saya sampaikan dalam debat di salah satu TV swasta lalu. Menggusur adalah cara kuno. Yang kita lakukan adalah peremajaan kota. Karena penggusuran sebenarnya tidak menyelesaikan dan tidak ada keadilan di dalamnya. Konsep kami adalah penataan ulang lingkungan," tegas Anies.
Menurut Anies, tata ruang kota harus dikelola agar dirasakan warga dengan adanya rasa aman, nyaman dan bersih. Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut tidak perlu semuanya dilakukan penggusuran.
"Kita akan melihat kembali semua daftar (wilayah) yang akan digusur. Kalau tidak ada kepentingan penting seperti normalisasi aliran sungai, kita akan kelola dan tidak perlu menggusur. Kalaupun ada yang harus dipindahkan, maka kita akan lalukan dengan cara yang manusiawi," pungkas Anies. (prs/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengin Gubernur Santun, Relawan Jokowi Pilih Anies-Sandi
Redaktur : Tim Redaksi