jpnn.com, BENGKULU - Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengawali kampanyenya di Provinsi Bengkulu dengan berkunjung ke Pasar Minggu Bengkulu, Teluk Sagara, Rabu (6/12).
Kedatangan Anies pun disambut amat meriah oleh para pembeli dan pedagang pasar.
BACA JUGA: Rencana Anies Membangun Wasaka International Stadium Bisa Memajukan Kalsel
Mereka langsung mengeluhkan beberapa persoalan terkait mahalnya kebutuhan pokok, mulai dari telur, cabai, beras dan lain sebagainya
“Jadi kita ke Pasar Minggu Bengkulu, kami sampaikan apa yang menjadi keluhan, keluhannya adalah daya beli masyarakat yang rendah, kemudian harga-harga (bahan pokok) yang meningkat, terutama hari hari ini adalah cabai merah keriting, juga permasalahan untuk mengembangkan usaha dan akses pada permodalan,” jelas Anies
BACA JUGA: Para Habib dan Ulama Kalsel Sepakat Dukung Anies, Masyarakat Pasti Ikut
Maka dari itu, Anies secara resmi mencanangkan Pasar AMIN sebagai salah satu solusi untuk pasar tradisional di Indonesia.
Pasar AMIN ini merupakan akronim dari:
A-Alhamdulillah Laris
M-Modalnya Gampang
I-Irit Biayanya
N-Nyaman Tokonya
BACA JUGA: Bila jadi Presiden, Anies Bakal Terapkan Konsep Pasar AMIN
“Karena itu kami canangkan pasar AMIN ini. Jadi, kami menyiapkan program untuk pasar, pasar itu para pedagangnya punya akses pada kredit lebih mudah. Akses kredit itu sekarang memang mudah bagi usaha besar, tapi usaha kecil, mikro, selalu kesulitan,maka kita ingin melakukan perubahan di situ," ungkapnya.
“Kedua adalah terkait dengan pengelolaan pasar. Pasar pasar kita ada pasar pasar tradisional yang harus dijaga. Jangan sampai pasar tradisional itu hilang, karena itu adalah ciri dari masyarakat kita, menjadi pasar yang bersih yang nyaman,” tambahnya.
Kemudian, Anies juga berjanji akan mereformasi besar-besaran tata niaga yang selama ini ada, agar rantai distribusi yang menjadi sebab harga bahan pokok mahal bisa dipotong.
“Lalu harga-harga yang kita temukan mahal, harga itu harus bisa diturunkan. Dari petaninya dengan harga jual di pasar selisihnya jauh, kenapa selisihnya jauh? Karena di situ ada berbagai macam mata rantai yang tidak efisien, tengkulaknya banyak, mata rantainya panjang ini harus dipotong dengan begitu harga di pasar lebih murah, dan harga di petani menjadi lebih tinggi,” tandasnya. (jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com