jpnn.com - jpnn.com - Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan langsung menohok pasangan petahana Basuki T Purnama-Djarot S Hidayat dalam debat kandidat yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (27/1) malam.
Anies yang berpasangan dengan Sandiaga Uno membawa data untuk menyudutkan Ahok. Calon gubernur yang diusung Gerindra dan PKS itu menyoroti cara Ahok memimpin DKI.
BACA JUGA: Ahok: Kami Bukan Superman
Menurut Anies, menata kota lebih dari sekadar mengatur gedung. Sebab, katanya, menata kota adalah berarti menyangkut cara agar warga meraih kesejahteraan, keadilan dan kebahagiaan.
"Penataan kota adalah untuk warganya dan siapa yang bertanggung jawab untuk itu adalah birokrasi," ujar Anies.
BACA JUGA: Anies Baswedan: Pak Basuki, Gong Xi Fa Cai
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) itu menegaskan, birokasi bertanggung jawab untuk memastikan seluruh aset Pemerintah Provinsi DKI yang mencapai 341 triliun. Namun apabila dihitung, sebenarnya lebih dari Rp 1.100 triliun.
Karenanya, kata Anies, kepemimpinan Ahok belum mampu menciptakan kesejahteraan, keadilan dan kebahagian bagi para warganya. "Ini dimanfaatkan oleh birokrasi untuk kesejahteraan keadilan dan hadirnya kebahagiaan. Sudahkah itu terjadi? Belum," katanya.
BACA JUGA: Tugas Kami Melayani Warga dari Kandungan hingga MD
Merujuk pada data, rapor DKI masih merah. Misalnya, realisasi rencana program hanya mencapai 70 persen.
Bahkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menunjukkan Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok hanya memperoleh predikat wajar dengan pengecualian.
Sementara laporan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) mencatat Pemprov DKI skor 61 dan rangking 16 dari 33 provinsi.
Padahal tutur Anies, sebelum Ahok menjadi gubernur, skor DKI 100. Oleh sebab itu, Anies berjanji akan mengembalikan skor itu dengan memajukan DKI dan warganya.
"Oleh karena itu kami akan mengembalikan jadi Jakarta yang lebih efektif," pungkasnya.(cr2/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mas Agus Tak Akan Membuat PNS DKI Merasa Terancam
Redaktur : Tim Redaksi