INGGRIS dikenal negara yang menjunjung tinggi budaya dan peradaban. Saking terkenalnya kesopanan orang Inggris, muncul istilah English gentleman. Mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill mengatakan, salah satu poin untuk menjadi English gentleman ialah menghargai lawan.
Dalam kultur sepak bola, ada sebuah ritual perjamuan anggur untuk menghargai lawan sebelum atau sesudah pertandingan. Manajer yang bermain di kandang akan mengundang sang rival untuk makan malam dan menawarkan anggur terbaik yang dimiliki.
Eks pemain dan Manajer Chelsea Gianluca Vialli memaparkan bahwa perjamuan itu membudaya di Inggris karena menganggap hasil akhir bukanlah segalanya. Sepak bola tidak semata-mata menang dan kalah. Kesantunan harus tetap dijaga. ''Hasil tidaklah penting. Andaikan Anda mau berjuang mati-matian di lapangan, itu sudah cukup membahagiakan mereka,'' tulis Viali dalam buku The Italian Job.
Namun, nilai-nilai itu mulai sirna di Premier League. Rivalitas begitu kencang. Menang-kalah menjadi sangat penting. Sinyal panas musim ini dimulai sejak Arsenal versus Chelsea di Community Shield (2/8). Ya, perang sudah dimulai. Bahkan, panas sebelum pekan Premier League besok.
Bukan Manajer Chelsea Jose Mourinho namanya kalau tidak bertingkah nyeleneh. Setelah Chelsea kalah oleh Arsenal di Community Shield, Mourinho ketahuan enggan menjabat tangan Manajer Arsenal Arsene Wenger yang memang rival beratnya. Padahal, sebelumnya dia menyalami semua pemain Arsenal. Namun, begitu melihat Wenger, dia mengalihkan pandangan.
Aksi tidak sportif di antara keduanya itu ternyata tak dipermasalahkan FA. ''Hal yang lebih buruk justru jabatan tangan yang tidak bermakna. Kebenaran jauh lebih penting. Jika ada perseteruan di antara mereka, itu terserah individu yang bersangkutan, bukan saya,'' ucap Presiden Eksekutif FA Richard Scudamore sebagaimana dilansir The Guardian. ''Ini rivalitas, ini persaingan, dan orang-orang memahami ini,'' tambahnya.
Menurut pandangan dia, rivalitas Mourinho dengan Wenger tidak akan memengaruhi citra positif yang kini diidentikan dengan Premier League. Meski tidak ada aturan tertulis, lewat wasit di lapangan FA biasanya meminta para manajer untuk saling bersalaman setiap selesai pertandingan sebagai tanda respect.
Nilai-nilai English gentleman yang mulai meredup membuat FA menyosialisasikan aturan-aturan baru. Aksi dorong Wenger dan Mou musim lalu memaksa FA mengatur manajer dan staf teknis agar tidak bersikap provokatif kepada lawan ataupun wasit.
Kebiasaan pelatih yang senang menendang botol minum atau protes berlebihan kepada wasit dengan gerakan-gerakan sarkastis bakal diganjar hukuman keras. Aksi tersebut dikategorikan tindakan ''tidak bertanggung jawab''.
Meski begitu, Scudamore merasa drama perseteruan menjadi nilai jual tersendiri. Mimik provokasi bisa tetap dilakukan asal tidak melewati batas. ''Aturan ini tidak akan menghilangkan keasyikan dari permainan ini. Semoga saja, itu bisa menghentikan aksi-aksi tidak pantas di sana (technical area),'' ucapnya sebagaimana dilansir BBC. (wam)
BACA JUGA: Marquez dan Sirkuit Indianapolis Yang Sangat Bersahabat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mohamed Salah Kini Pemain Roma
Redaktur : Tim Redaksi