jpnn.com - RIO DE JANEIRO - Merdeka! Rabu (17/8) malam ini, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengemban tugas mulia. Bertepatan dengan HUT ke-71 RI, Tontowi/Liliyana akan berjuang mengembalikan tradisi emas Indonesia yang sempat terputus di Olimpiade London 2012.
Pada partai final, ganda campuran ranking tiga dunia itu akan menghadapi pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di Riocentro-Pavilion 4, Barra da Tijuca, Rio de Janeiro.
BACA JUGA: Auw! Alat Kelamin Pelompat Galah Jepang Itu jadi Perhatian...
Di atas kertas, Owi/Butet (panggilan mereka) akan bisa membekuk Chan/Goh. Secara head-to-head, juara dunia 2013 tersebut unggul telak 8-1.
Baik Owi atau Butet punya kemampuan sebagai playmaker atau menjadi eksekutor. Seringnya Owi yang berada di belakang untuk memancing lawan memberikan bola enak kepada Butet yang sudah siap menghajar di depan net. Tetapi di sisi lain, Butet juga memiliki kemampuan spesial untuk merusak posisi musuh dan memaksa mereka melakukan kesalahan-kesalahan sendiri.
BACA JUGA: Jokowi Doakan Tontowi/Liliyana Memberi Kado #RI71
Namun Owi mengatakan bahwa skill dan pengalaman menjadi tidak akan terlalu berguna jika mereka lengah dan tidak fokus. Satu lagi, jangan terlalu percaya diri. ''Pede itu penting namun jangan over. Dalam pertandingan apapun, harus tenang,'' imbuh pemain berusia 29 tahun tersebut kepada Jawa Pos.
Sebelum terbang ke Rio de Janeiro, Owi memang bertekad untuk mencapai hasil sebaik-baiknya. Dia bahkan sengaja mengecat rambut berwarna emas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri. ''Istri saya sempat melarang ha ha ha,'' ucapnya. Apakah ini tanda-tanda bisa mendapatkan emas? ''Ah jangan bilang begitu, jangan takabur. Masih ada satu lagi yang perlu kami lewati,'' imbuhnya.
BACA JUGA: Aguero Hattrick, City Ngamuk di Bucharest
Pada pertemuan terakhir kedua finalis ini, terjadi pada penyisihan Grup C Rio 2016 dengan kemenangan mudah Owi/Butet 21-15 dan 21-11.
''Ya (kemenangan) itu memang membuat kami percaya diri. Padahal di Malaysia sempat ramai,'' kata Butet.
Yang dimaksud Butet di Malaysia adalah pertandingan final Malaysia Open Superseries Premier, 10 April lalu. Ketika itu, Owi/Butet harus berjuang keras dalam rubber game sebelum akhirnya menang 23-21, 13-21, dan 21-16.
Soal teknis dan pengalaman, Owi/Butet sejatinya memiliki keunggulan ketimbang pasangan Malaysia. Pukulan-pukulan pasangan Indonesia lebih variatif. Kalau melihat pertandingan kedua pasangan sepanjang Olimpiade 2016, Owi/Butet memiliki keunggulan dalam hal pergerakan dan rotasi.
"Kami tidak boleh lengah, harus tetap fokus karena ini final dan semuanya bisa saja terjadi," tandas Butet. (nur/tom/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Pemain Sriwijaya Ikut Seleksi Timnas Lagi
Redaktur : Tim Redaksi