"Setelah meninggalnya ribuan unggas secara mendadak di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah lainnya. Pemprov Sumbar menyetop kiriman unggas dari sana. Masyarakat tak perlu khawatir dengan kebijakan penghentian itu, karena kita (Sumbar, red) mampu memenuhi kebutuhan unggasnya sendiri," ulas Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Sumbar, Abdul Kamil kepada Padang Ekspres (Grup JPNN), Selasa (25/12).
Saat ini, pemantauan terhadap penyebaran flu burung telah dilakukan pemantauan oleh tim PDSR. Tahun 2011 lalu, Sumbar merupakan daerah positif paling tinggi di Indonesia, namun tahun 2012 ini terjadi penurunan 70 persen di banding tahun lalu.
"Pengalaman di tahun 2011 lalu, jadi pelajaran bagi kami. Makanya,kita terus melakukan upaya pencegahan. Alhamdulillah, upaya yang kita lakukan telah menunjukan hasil yang mengembirakan," tuturnya.
Di tempat terpisah, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno juga mengimbau bupati dan walikota se-Sumbar memberikan perhatian terhadap penyakit flu burung dan rabies.
Ia menyebutkan flu burung pada manusia adalah suatu penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus influenza type A yang berasal dari unggas (penyakit zoonotik).
Katanya,sejak tahun 2005 sampai 2012 ditemukan 127 kasus Avian Influenza.Dengan rincian tahun 2005 sebanyak 1 kasus. Pada tahun itu ditemukan 1 kasus suspect dan konform AI nihil. Tahun 2006 ditemukan 11 kasus. Pada tahun itu ditemukan 8 kasus suspect dan 3 kasus AI konform. Tahun 2007 ditemukan 44 kasus AI. Dimana pada tahun itu ditemukan 43 kasus suspect dan 1 kasus konform.
Tahun 2008 ditemukan 6 kasus AI. Tahun 2009 ditemukan 10 kasus AI. Tahun 2011 ditemukan kasus flu burung 48 kasus. Pada tahun itu ditemukan 4 kasus suspect dan nihil konform.
"Sudah terjadi penurunan kasus flu burung di Sumbar. Kami harapkan, agar kasus flu burung ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya," tuturnya. (ayu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bus Wajib Ngetem di Terminal
Redaktur : Tim Redaksi