Antisipasi Kerugian, Bulog Minta Margin Fee

Senin, 14 Januari 2013 – 15:23 WIB
JAKARTA - Merasa dianaktirikan dengan badan usaha milik negara (BUMN) lainnya, Perum Bulog meminta margin fee (batas keuntungan) kepada pemerintah. Lantaran permintaan yang telah diajukan sejak pertengahan tahun lalu belum juga disetujui pemerintah, Bulog pun meminta dukungan Komisi IV DPR RI.

"Sebagai BUMN, Bulog tidak pernah diberikan margin fee. Ini jauh berbeda dengan PLN, Telkom, Pertamina. Kesemuanya diberikan batas untuk keuntungan sekitar 10 persen," keluh Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso dalam rapat dengar pendapat Komisi IV DPR RI, Senin (14/1).

Tidak adanya margin fee itulah yang menurut Sutarto membuat Bulog menderita kerugian di 2012 dengan potensi defisit sekitar Rp 279,5 miliar. Dengan adanya margin fee, dia optimis tidak akan ada defisit lagi dan Bulog bisa mendapat keuntungan lebih besar.

"Tahun lalu ada dua harga pokok beras (HPB) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 6.450 dan Rp 6.600 dari harga sebelumnya Rp 5.060 per kilogram beras. Alhasil di 2012, Bulog harus menutupi selisih harga tersebut sehingga terjadi defisit hampir Rp 300 miliar," terangnya.

Mengenai permintaan tersebut, Marsanto, anggota Komisi IV, menilai perlu diberikan margin fee agar perusahaan pelat merah itu bisa mendapatkan keuntungan lebih.

Namun, Firman Subagyo, wakil ketua Komisi IV berpendapat lain. Katanya, kalau keuntungan Bulog banyak, tidak perlu lagi diberikan margin fee. "Saya yakin keuntungan Bulog banyak. Dan saya yakin juga setiap melakukan impor, Bulog mengambil untung yang cukup besar karena beras raskin impor kualitasnya premium, harganya murah. Jadi untuk apalagi Bulog minta margin fee," tandas politisi Golkar ini. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Riau Air Rancang Regenerasi Direksi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler