jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah tengah menyusun strategi untuk memberikan insentif di sektor manufaktur yang lesu akibat virus Corona. Pemberian insentif ini akan diberikan di tahap kedua setelah pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan yang sama di tahap pertama untuk sektor pariwisata.
"Sektor yang sangat terpukul dengan adanya, kemarin sudah diumumkan oleh WHO Pandemic Flu, itu yang utama sektor manufaktur, sesudah tourism,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (12/3).
BACA JUGA: RSPI Sulianti Saroso Tunda Pemulangan Dua Pasien Positif Corona
Airlangga menerangkan pemerintah sudah mengalokasikan dana Rp 3,3 triliun untuk sektor pariwisata. Kemudian pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk membantu perhotelan dan restoran dengan potongan pajak. Karena itu, kata Airlangga, sudah saatnya pemerintah juga memperhatikan sektor manufaktur.
"Kemarin sudah dirapatkan dan kami akan laporkan ke Bapak Presiden untuk mendapatkan penyempurnaan. Ya, memang untuk sektor manufaktur itu, ya, PPh Pasal 21, pasal 25 dan juga restitusi PPN,” ujar dia.
BACA JUGA: Daftar Negara yang Belum Terinfeksi Virus Corona
Ketua umum Golkar ini juga mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo memberi perhatian khusus di sektor pertanian. Menurut Airlangga, presiden menginginkan lebih mengutamakan komoditas-komoditas yang mempunyai nilai tambah yang tinggi juga.
Mengenai penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), Menko Perekonomian menyampaikan totalnya Rp 190 triliun, di mana Rp 50 triliun dialokasikan untuk sektor pertanian.
BACA JUGA: Virus Corona Menyebar, Bisnis Hotel dan Pariwisata Lesu
”Tentu kami mengarahkan ke sistem klaster dan sistem kelompok agar impact-nya bisa lebih besar. Klaster-klaster itu sudah dibahas juga diperbankan,” kata dia. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga