jpnn.com - Film Antologi Rasa dibuka dengan adegan Keara (Carissa Perusset) dan Harris (Herjunot Ali) di pesawat menuju Singapura. Seharusnya mereka tidak hanya berdua, bertiga dengan Ruly (Refal Hady).
Tapi, Ruly tiba-tiba membatalkan di detik-detik akhir. Adegan pembuka itu diiringi monolog Keara tentang perjalanan, pengenalan karakter, lalu ditutup dengan kalimat, ''Selamat datang di kehidupan cinta gue yang berantakan''.
BACA JUGA: Garis Tangan, Lagu Baru Geisha untuk Antologi Rasa
Kemudian, dalam perjalanan bisnis ke Bali, Keara diplot satu tim dengan Ruly. Di saat Keara berusaha menekan perasaannya, Ruly justru menyadari ada hal yang berbeda. Sementara itu, tokoh Denise (Atikah Suhaime) tidak mendapatkan banyak porsi di film tersebut. Namun, keberadaannya sangat menentukan.
Well, jika berekspektasi bakal baper maksimal oleh film produksi Soraya Intercine Films itu, sebaiknya jangan berharap lebih. Rasa tersebut tidak didapatkan sejak awal, juga dalam perjalanan cerita, bahkan ketika konflik mulai bergulir.
BACA JUGA: Antologi Rasa: Drama Friendzone yang Bikin Geregetan
Narasi yang terlalu padat, penggunaan monolog, maupun voice over yang seperti berusaha untuk ''memindahkan'' novel ke film terasa melelahkan dan ''rasa''nya jadi tidak sampai.
Gambaran chemistry antarsahabat bertahun-tahun juga tidak tampak. Yang terlihat hanya interaksi teman biasa dengan gestur yang canggung. Ditambah sudut pandang bercerita yang berganti-ganti dari satu tokoh ke tokoh lainnya. Namun, eksekusinya kurang smooth. Dinamika persahabatan dan percintaan jadi kurang gereget.
BACA JUGA: Inilah 7 Film Indonesia yang Tayang Februari 2019
Satu-satunya yang lumayan nancep mungkin kata-kata Harris berikut: ''Kalau dia bikin lo ketawa, itu tandanya lo suka sama dia. Kalau dia bikin lo nangis, itu tandanya lo cinta sama dia''.
Padahal, sang pemilik cerita, Ika Natassa, menuturkan bahwa yang dipindahkan bukan adegan per adegan atau story line. ''Tapi, memindahkan 'rasa' yang didapat saat membaca novel dan ketika menonton filmnya,'' tutur Ika dalam sesi press conference beberapa waktu sebelumnya.
Sutradara Rizal Mantovani pun mengungkapkan hal serupa. ''Dalam proses mengadaptasi buku menjadi film, kami menuangkan 'jiwa' tokoh-tokohnya ke dalam film,'' ujarnya. Tapi, tim produksi tampaknya tidak berhasil meracik ''bahan baku'' cerita yang potensial tersebut menjadi tontonan yang berkesan.
Memang, respons penonton seperti ''terbelah''. Ada yang tetap bisa menikmati film dan merasa puas, ada pula yang pulang tanpa mendapatkan kesan apa-apa. Anda yang mana? (nor/c22/jan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Debut Main Film, Carissa Perusset: Kaki Aku Sampai Berdarah
Redaktur & Reporter : Adil